Badan Geologi Jelaskan Pergerakan Tanah di Kawasan Ngarai Sianok

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 25 Nov 2025, 11:16
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ngarai Sianok yang terletak antara Kabupaten Agam dan Kota Bukittinggi yang dilalui Patahan Semangko. Antara/Fandi Yogari Ngarai Sianok yang terletak antara Kabupaten Agam dan Kota Bukittinggi yang dilalui Patahan Semangko. Antara/Fandi Yogari (Antara)

Ntvnews.id, Padang - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memaparkan peristiwa pergerakan tanah yang terjadi di kawasan Ngarai Sianok, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar), yang menyebabkan sejumlah warga harus dievakuasi.

"Kawasan Ngarai Sianok merupakan lembah curam yang dibatasi oleh tebing-tebing terjal dengan kemiringan lereng yang dapat mencapai lebih dari 60 persen," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Geologi Lana Saria melalui keterangan tertulis yang diterima di Padang, Selasa.

Lana Saria menjelaskan bahwa kemiringan yang tajam di wilayah tersebut terbentuk akibat proses erosi yang kuat pada batuan vulkanik dan dipengaruhi oleh struktur geologi regional. Morfologi yang curam dan berteras, akibat reaktivasi patahan, membuat kawasan ini secara alami rawan terhadap pergerakan tanah, terutama saat terjadi hujan lebat atau gempa bumi.

Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa tebing Ngarai Sianok terutama tersusun dari batuan piroklastik berupa ignimbrit dan tufa batu apung (pumice tuff) yang merupakan sisa aktivitas vulkanik masa lampau. Di beberapa lokasi, terutama di dasar lembah, terdapat endapan koluvium serta material lepas dari runtuhan tebing dan sedimentasi sungai. Batuan piroklastik yang mengalami pelapukan cenderung rapuh, berpori, dan mudah jenuh air, sehingga kestabilan lereng dapat menurun ketika hujan meresap.

Baca Juga: Jalan Alternatif Amblas 30 Meter di Tangerang Akibat Pergerakan Tanah

Dari sisi struktur geologi, kawasan Ngarai Sianok berada di bawah pengaruh langsung Patahan Besar Sumatera (Sesar Semangko), khususnya Segmen Sianok yang merupakan sesar aktif. Aktivitas tektonik pada segmen ini berpotensi menimbulkan retakan baru atau memperlebar retakan lama pada tebing ngarai, mengurangi kepadatan batuan, dan meningkatkan risiko longsor.

"Hasil pengamatan di lapangan oleh instansi daerah sebelumnya juga menunjukkan adanya rekahan pada dinding tebing yang berkembang setelah getaran gempa," kata Lana Saria.

Berdasarkan peta potensi gerakan tanah, wilayah dengan lereng curam dan tersusun dari batuan vulkanik lapuk masuk kategori kerentanan gerakan tanah menengah hingga tinggi. Kawasan pemukiman yang berada di dekat bibir tebing Ngarai Sianok termasuk zona yang perlu diwaspadai, terutama saat hujan deras atau aktivitas seismik meningkat. Kombinasi antara topografi yang terjal, batuan rapuh, dan adanya struktur aktif menjadikan wilayah ini sensitif terhadap potensi tanah bergerak.

 

(Sumber : Antara)

x|close