Ntvnews.id, Jakarta - Kawasan terdampak erupsi Gunung Semeru kembali menjadi sorotan publik setelah video dari relawan pos pantau viral di media sosial.
Dalam rekaman yang diunggah akun TikTok @drd_adventure_rescue, terlihat relawan berteriak lantang mengusir warga yang masih nekat berada di zona rawan erupsi pada Minggu, 23 November 2025 sekitar pukul 14.00 WIB.
Mereka berulang kali meminta masyarakat segera meninggalkan lokasi karena aktivitas vulkanik Semeru masih tinggi dan material panas bisa meluncur kapan saja. Hal yang lebih memprihatinkan, pengunjung yang datang ke lokasi terdampak hanya untuk selfie, membuat konten, hingga berjoget di tengah kawasan bencana.
"Minggu 23/11/2025 sekitar pukul 14.00 WIB relawan pos pantau semeru harus berteriak-teriak memperingatkan untuk segera meninggalkan lokasi terdampak erupsi semeru (video dari relawan pos pantau)," tulis keterangan, dikutip Senin, 24 November 2025.
Fenomena ini membuat relawan geram karena selain berbahaya, tindakan tersebut mengganggu proses penanganan darurat.
Baca Juga: Kondisi Membaik, Warga Terdampak Semeru Berangsur Kembali ke Rumah
@drd_adventure_rescue Minggu 23/11/2025 sekitar pukul 14.00 WIB relawan pos pantau semeru harus berteriak-teriak memperingatkan untuk segera meninggalkan lokasi terdampak erupsi semeru (video dari relawan pos pantau) #erupsisemeru #prayforsemeru #supiturang #wisatabencana ♬ suara asli - Dwie Derek Adventure
Baca Juga: Abu Semeru Menebal, Polda Jatim Bagikan Masker di Jalur Curah Kobokan
Menanggapi situasi yang meresahkan ini, BNPB mengingatkan masyarakat untuk tidak mendatangi area terdampak erupsi. Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, Raditya Jati meminta Pemerintah Kabupaten Lumajang memasang banner larangan wisata di sepanjang jalur menuju lokasi bencana.
“Saya meminta pemerintah daerah memasang banner larangan wisata di wilayah terdampak, agar masyarakat tetap aman dan fokus pada pemulihan dan bantuan yang sedang berlangsung,” tegas Raditya.
BNPB mencatat banyak warga yang datang hanya untuk melihat kondisi pasca-erupsi, sehingga kawasan itu berubah menjadi "wisata bencana". Padahal, area tersebut merupakan zona merah yang rawan lahar dingin, lontaran material vulkanik, hingga gas beracun.
Lokasi Erupsi Malah Jadi Tempat Sefie dan Joget (TikTok @drd_adventure_rescue)