Ntvnews.id, Jakarta - Sebuah video yang dibagikan oleh jurnalis sekaligus mantan Menteri Kepemudaan dan Olahraga Tunisia, Sihem Ayadi, memicu kehebohan publik. Dalam rekaman tersebut, terlihat kapal pesiar mewah The Grand Aurelian membuang limbah langsung ke laut lepas tanpa pengolahan yang semestinya.
“Saya menemukan video ini hari ini, dan video ini sangat mengesankan bagi saya. Pencemaran laut, sebuah kenyataan yang mengkhawatirkan. Jika adegan ini benar-benar nyata, maka sangat penting untuk membicarakannya,” ungkap Sihem Ayadi dilihat Senin, 10 November 2025.
“Pembuangan limbah atau air tercemar ke laut merupakan ancaman serius bagi kehidupan laut dan lingkungan," tegasnya.
Karena itu, Ayadi mendesak agar kapal pesiar dan kapal besar lainnya memikul tanggung jawab penuh dalam menjaga kelestarian laut yang mereka lintasi.
Baca Juga: Kebakaran Pabrik Limbah di Bantargebang, Asap Tebal Membumbung ke Langit
Kasus pencemaran oleh kapal pesiar seperti The Grand Aurelian memperlihatkan sisi gelap dari industri pariwisata laut yang kerap luput dari perhatian. Padahal, masalah ini bukanlah hal baru. Berdasarkan laporan Green Match dalam Ocean Pollution Facts and Statistics, diperkirakan terdapat 75 hingga 199 juta ton sampah plastik yang kini mengambang di lautan dunia.
Lebih mengkhawatirkan lagi, sekitar 92% mikroplastik ditemukan pada 60% ikan yang dikonsumsi manusia setiap tahun. Fenomena ini menimbulkan risiko kesehatan serius, mulai dari kanker, infertilitas, hingga gangguan sistem saraf.
Laut sebenarnya menjadi tumpuan hidup bagi lebih dari 3 miliar orang di seluruh dunia. Namun, polusi laut telah menyebabkan penurunan stok ikan dan hilangnya mata pencaharian bagi banyak komunitas pesisir.
“Asia bertanggung jawab atas 81% polusi plastik di laut akibat pengelolaan limbah yang buruk, penggunaan plastik sekali pakai, dan pusat daur ulang yang tidak memadai," demikian bunyi laporannya.
Baca Juga: Pasangan Suami Istri Gugat Perusahaan Kapal Pesiar Akibat Serangan Kutu Busuk
Di sisi lain, data Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA) menyoroti bahwa operasional kapal pesiar berkontribusi besar terhadap pencemaran laut. Kapal pesiar dengan kapasitas 3.000 orang diperkirakan menghasilkan sekitar 176.400 galon limbah domestik per minggu.
Jika dikalkulasikan, total limbah dari industri kapal pesiar dapat mencapai lebih dari satu miliar galon per tahun, setara dengan 1.515 kolam renang berukuran Olimpiade.
Laporan penilaian dari Friends of the Earth yang diterbitkan tahun lalu pun mempertegas hal tersebut. Dalam laporan itu, semua 21 perusahaan kapal pesiar besar yang beroperasi di dunia menunjukkan catatan yang mengkhawatirkan terkait praktik pengelolaan limbah dan dampak lingkungan yang mereka timbulkan.
Kapal Pesiar The Grand Aurelian (Instagram)