Ntvnews.id, Jakarta – Badan Gizi Nasional (BGN) menegaskan bahwa bahan ompreng program Makan Bergizi Gratis (MBG) harus menggunakan stainless steel 304 (SS 304), yang tahan terhadap karat dan korosi sehingga aman untuk peralatan makan dan masak.
"Komposisi ini memberikan ketahanan terhadap kemungkinan munculnya karat dan korosi sehingga aman untuk peralatan makan dan peralatan masak," kata Wakil Kepala BGN, Nanik S Deyang, dalam keterangan di Jakarta, Rabu, 5 November 2025.
Pernyataan ini menanggapi kasus produksi ompreng MBG palsu yang dibongkar kepolisian di Jakarta Utara. Stainless steel 304, menurut Nanik, mengandung 18 persen kromium, 8 persen nikel, dan besi sebagai elemen utama.
"Stainless steel 304 tidak beracun dan tidak bereaksi terhadap makanan dan minuman. Jadi, baik ompreng, peralatan makan, maupun peralatan dapur harus sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan," ujarnya.
Baca Juga: Polisi Selidiki Dugaan Produksi Ompreng Palsu Program MBG di Jakut
Nanik juga mengapresiasi langkah cepat kepolisian yang berhasil mengungkap dugaan produksi ompreng MBG palsu di sebuah ruko di Jakarta Utara pada 1 November 2025.
"Kami berterima kasih kepada para penyidik dari kepolisian yang telah mengungkap kasus dugaan produksi ompreng MBG palsu ini," kata Nanik.
Ilustrasi - Petugas tengah memorsi menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Palmerah, Jakarta Barat, Selasa, 23 September 2025. ANTARA/Risky Syukur/aa. (Antara)
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Utara, AKBP Ongkoseno, menjelaskan bahwa penyelidikan bermula dari aduan masyarakat. Aduan itu mengungkap dugaan penggunaan label Made in Indonesia palsu, label Standar Nasional Indonesia (SNI) palsu, serta pencantuman logo BGN tanpa izin pada produk ompreng tersebut.
Baca Juga: BGN Pastikan Ganti Ompreng MBG Jika Terbukti Mengandung Minyak Babi
Menurut polisi, dugaan awal menunjukkan produk itu kemungkinan diimpor dari China, kemudian diberi label palsu agar seolah diproduksi di Indonesia. Aparat kini menelusuri asal-usul dan komposisi ompreng MBG yang mulai beredar di pasaran.
"Masih terus kami dalami," ujar AKBP Ongkoseno.
Modus pemalsuan ini cukup kompleks. Barang-barang diimpor dari Cina, lalu diberi label Made in Indonesia agar tampak lokal. Pelaku juga memalsukan label SNI, yang menjadi jaminan kualitas dan keamanan produk bagi konsumen. Pemalsuan ini berpotensi membahayakan kesehatan jika bahan tidak memenuhi standar.
Selain itu, pelaku menempelkan logo BGN tanpa izin, sehingga produk tampak resmi dan dapat dipercaya.
"Padahal ompreng MBG itu ditempeli logo tanpa izin," demikian Nanik.
(Sumber: Antara)
Siswa mengembalikan ompreng makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMP Negeri 13 Depok, Jawa Barat, Senin, 6 Oktober 2025. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/YU (Antara)