Longsor Hantam Dua Warung di Rest Area JLS Tulungagung Sampai Ambruk ke Jurang

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 27 Okt 2025, 11:26
thumbnail-author
Muhammad Fikri
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Petugas memasang terpal di area tebing JLS yang longsor di Desa Rejosari, Tulungagung, Jawa Timur, Minggu (26/10/2025) Petugas memasang terpal di area tebing JLS yang longsor di Desa Rejosari, Tulungagung, Jawa Timur, Minggu (26/10/2025) (ANTARA)

Ntvnews.id, Tulungagung, Jatim - Dua warung makan di kawasan rest area tidak resmi Jalur Lintas Selatan (JLS) Pantai Sine, Kecamatan Kalidawir, Tulungagung, Jawa Timur, ambruk ke jurang sedalam 50 meter setelah tebing penyangga jalan sepanjang sekitar 70 meter longsor akibat hujan deras pada Minggu, 26 Oktober 2025. 

Dua bangunan semi permanen yang menjadi tempat favorit wisatawan menikmati panorama Pantai Sine rusak total akibat longsor yang terjadi pada Minggu, 26 Oktober 2025 pagi. Meski tidak ada korban jiwa, kerugian material mencapai ratusan juta rupiah.

Camat Kalidawir, Rusdiyanto, mengatakan hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut sejak Sabtu malam diduga menjadi penyebab longsor. “Peristiwa longsor terjadi setelah hampir seharian hujan cukup deras di wilayah ini,” ujarnya di Tulungagung, Senin, 27 Oktober 2025.

Baca Juga: KDM Soroti Risiko Longsor dan Banjir Akibat Penyedotan Air Tanah di Pabrik Air Minum

Titik longsoran hanya berjarak sekitar 10 meter dari badan jalan utama JLS yang menghubungkan Kabupaten Tulungagung dan Blitar di sisi selatan.

Salah satu pemilik warung, Supardi, menjelaskan bahwa tanah di sekitar tempat usahanya sudah menunjukkan tanda-tanda retak sejak Sabtu, 24 Oktober 2025 sore. Ia sempat menutup warung dan mengevakuasi sebagian barang sebelum longsor besar terjadi sekitar pukul 08.00 WIB.

“Sudah terlihat retak-retak sejak kemarin sore, tapi mulai parah pagi tadi. Sekitar jam delapan langsung ambrol semua. Bangunan dan perlengkapan baru ikut hilang ke bawah jurang,” kata Supardi.

Ia menuturkan kerugiannya mencapai sekitar Rp250 juta karena baru dua pekan lalu menyelesaikan renovasi warung, termasuk pembangunan area parkir, mushala, dan toilet bagi pengunjung.

Baca Juga: Kecelakaan Tragis Bus PO Haryanto di Tol Batang, 3 Tewas dan 20 Luka-Luka

Sementara itu, Rusdiyanto menambahkan tim gabungan dari kecamatan, BPBD Tulungagung, Forkopimcam, dan Perhutani telah melakukan penanganan darurat di lokasi kejadian. Petugas memasang garis pembatas serta menutup area longsor dengan terpal untuk mencegah erosi lanjutan akibat hujan susulan.

“Kami imbau masyarakat dan wisatawan agar tidak mendekat ke bibir tebing, karena tanah masih labil. Jangan sampai karena ingin berfoto justru membahayakan diri sendiri,” ujarnya.

Pemerintah kecamatan masih berkoordinasi dengan Perhutani dan instansi terkait untuk menentukan langkah lanjutan, termasuk kemungkinan relokasi pedagang terdampak.

Menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda, wilayah pesisir selatan Jawa Timur, termasuk Tulungagung, saat ini berstatus waspada bencana tanah longsor dan banjir bandang seiring meningkatnya curah hujan hingga 150 milimeter per dasarian sejak pertengahan Oktober.

Baca Juga: Terganjal Piala Dunia, Ke Mana Arah Timnas?

Kepala Pelaksana BPBD Tulungagung, Hendri Suprapto, mengatakan pihaknya telah menyiagakan pos pemantauan di sejumlah titik rawan longsor di Kecamatan Kalidawir, Besuki, dan Campurdarat.

“Upaya mitigasi terus kami lakukan agar kejadian serupa tidak menimbulkan korban jiwa,” ujar Hendri.

Hingga Minggu, 26 Oktober 2025 sore, petugas masih berjaga di lokasi untuk memastikan tidak ada pergerakan tanah susulan yang berpotensi mengancam pengguna jalan maupun permukiman di sekitar lereng.

Baca Juga: Netanyahu Tegaskan Israel Tak Perlu Izin untuk Serang Gaza dan Lebanon

(Sumber: Antara)

x|close