Bahlil Minta Publik Tak Khawatir Soal Sanksi AS Terhadap Perusahaan Migas Rusia

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 24 Okt 2025, 14:02
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Dedi
Editor
Bagikan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dalam Upacara Hari Jadi Pertambangan dan Energi yang digelar di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Jumat 24 Oktober 2025. (ANTARA/Putu Indah Savitri) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dalam Upacara Hari Jadi Pertambangan dan Energi yang digelar di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Jumat 24 Oktober 2025. (ANTARA/Putu Indah Savitri) (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengimbau masyarakat agar tidak perlu cemas terkait sanksi yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS) terhadap Rusia, termasuk terhadap perusahaan minyak dan gas (migas) asal negara tersebut yang berinvestasi di Indonesia.

“Tenang saja, banyak jalan menuju surga. Tidak perlu terlalu khawatir, kami sudah menyiapkan langkah antisipasi,” ujar Bahlil usai menghadiri Upacara Hari Jadi Pertambangan dan Energi di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Jumat, 24 Oktober 2025. 

Salah satu perusahaan Rusia yang terkena sanksi adalah Rosneft, yang diketahui menjadi mitra dalam proyek Kilang Minyak Tuban di Jawa Timur.

Sementara itu, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, menegaskan bahwa hingga kini pemerintah tidak berencana mencari mitra baru untuk proyek kilang tersebut.

Ia menilai, sanksi dari AS terhadap sejumlah perusahaan migas Rusia bukan hal baru. Yang terpenting, menurut Laode, adalah bagaimana Indonesia terus berinovasi dan meningkatkan posisi tawarnya di hadapan negara lain, termasuk AS.

Baca Juga: Bahlil Wajibkan Etanol 10 Persen di BBM Mulai 2027

Laode juga menyinggung rencana pemerintah untuk meningkatkan impor komoditas energi dari AS, seperti minyak mentah, bahan bakar minyak (BBM), dan LPG, yang diharapkan dapat memperkuat daya tawar Indonesia dalam menghadapi situasi geopolitik global.

Diketahui, AS baru-baru ini menjatuhkan sanksi terhadap Rosneft dan Lukoil beserta anak perusahaannya. Rosneft merupakan perusahaan energi terintegrasi yang bergerak di bidang eksplorasi, produksi, pemurnian, hingga distribusi minyak dan gas bumi. Adapun Lukoil juga beroperasi dalam sektor serupa di Rusia dan sejumlah negara lainnya.

Washington menilai Rusia belum menunjukkan komitmen serius terhadap proses perdamaian untuk mengakhiri perang di Ukraina. Dalam pernyataannya yang dikutip dari Anadolu, Presiden AS Donald Trump menyebut bahwa keputusan menjatuhkan sanksi tersebut diambil karena sudah “waktunya”.

“Kami sudah menunggu cukup lama. Ini adalah sanksi besar,” ujar Trump. Ia menambahkan, pemerintah AS berharap sanksi itu tidak berlangsung lama dan perang segera berakhir.

(Sumber : Antara)

x|close