Ntvnews.id, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa korupsi merupakan ancaman serius yang dapat menghancurkan negara apabila tidak ditangani dengan tegas. Ia menekankan komitmennya untuk memberantas segala bentuk perilaku koruptif di Indonesia.
Pernyataan tersebut disampaikan Prabowo dalam sesi dialog bersama Chairman and Editor in Chief Forbes, Malcolm Stevenson Jr. atau Steve Forbes, di St. Regis, Jakarta, Rabu, 15 Oktober 2025. Dalam kesempatan itu, Prabowo menggambarkan korupsi sebagai penyakit kronis yang sangat berbahaya.
"Menurut saya, korupsi adalah penyakit. Ketika sudah mencapai stadium 4 seperti kanker, akan sangat sulit disembuhkan. Dalam sejarah, korupsi bisa menghancurkan negara, bangsa, dan rezim. Jadi, ya, saya bertekad untuk memberantas korupsi," ujar Prabowo.
Lebih lanjut, Prabowo mengungkapkan pengalamannya ketika pertama kali menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Ia menegaskan kepada seluruh anggota keluarganya agar tidak ikut campur dalam proyek-proyek di bawah kementeriannya.
Baca Juga: 83,5% Publik Puas Kinerja Prabowo, Kementerian ESDM Dinilai Paling Pro Rakyat
Meskipun begitu, ia mengakui bahwa godaan bisnis kerap muncul. Prabowo menceritakan sebuah pengalaman pribadi ketika menolak proyek yang diajukan oleh anggota keluarganya sendiri.
"Suatu hari, salah satu keponakan saya datang membawa proyek. Saya bilang, 'Kamu tidak pernah terlibat di bidang pertahanan, kamu tidak mengerti tentang itu. Jadi tidak, carilah usaha lain,'" tuturnya.
Dalam forum tersebut, Prabowo juga menyinggung langkah-langkah konkret pemerintahannya dalam memberantas praktik ilegal di sektor sumber daya alam. Ia mencontohkan operasi besar-besaran untuk menghentikan tambang timah ilegal di Bangka Belitung, yang disebutnya berhasil menyelamatkan aset negara dalam jumlah besar.
"Saya melakukan program pelatihan militer dengan kapal perang, pesawat, helikopter, dan drone. Kami blokade kedua pulau tersebut, tidak ada kapal yang bisa keluar masuk tanpa diketahui. Hasilnya, penyelundupan bisa kami hentikan dan kami berhasil menyelamatkan sekitar dua miliar dolar AS," ungkapnya.
Baca Juga: Menlu Sebut Prabowo Dianggap Figur Solutif dan Pembawa Perdamaian di Forum Dunia
Selain tambang timah, Prabowo juga menyoroti kasus pelanggaran hukum dalam pengelolaan lahan perkebunan sawit. Ia menyebutkan bahwa sebanyak 5 juta hektare lahan ditemukan melanggar aturan, dan pemerintah langsung mengambil langkah hukum tegas dengan mencabut konsesi perusahaan yang terlibat.
"Saya katakan, saya disumpah untuk menegakkan hukum. Maka saya perintahkan Jaksa Agung, Badan Pemeriksa Keuangan, untuk melakukan penyelidikan. Apa pun temuannya, jika ada kasus, hentikan konsesi mereka. Dan itulah yang kami lakukan," tegas Prabowo.
Prabowo menyampaikan optimisme bahwa penegakan hukum yang konsisten akan mengembalikan wibawa negara dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap pemerintah. Ia menegaskan tekadnya untuk menegakkan hukum secara adil dan tanpa pandang bulu.
"Saya bertekad untuk menegakkan hukum, dan saya bertekad bahwa pemerintah Indonesia harus dihormati oleh semua orang. Hukum adalah hukum, peraturan adalah peraturan. Siapa yang melanggar hukum harus berhadapan dengan hukum. Sesederhana itu. Maksud saya, kita sedang memulihkan banyak aset negara, memulihkan banyak aset melalui efisiensi," pungkas Presiden.