Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengungkapkan bahwa pemerintah tengah mengkaji kemungkinan penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk mendukung pembangunan serta perbaikan pondok pesantren di berbagai daerah di Indonesia.
Langkah ini menjadi perhatian serius setelah insiden tragis runtuhnya Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, yang menelan puluhan korban jiwa pada 29 September 2025.
Prasetyo menyampaikan hal tersebut seusai mendampingi Presiden RI Prabowo Subianto dalam rapat terbatas (ratas) yang digelar di kediaman Presiden di kawasan Kertanegara, Jakarta Selatan, pada Minggu, 12 Oktober 2025 malam.
“Pascakejadian kemarin, kemudian muncul beberapa pemikiran, salah satunya adalah mungkinkah pembangunan-pembangunan pondok pesantren itu bersumber dari pembiayaan dari APBN,” ujarnya.
Baca Juga: Fraksi Golkar Dorong Pesantren Dapat Porsi Dana Pendidikan dari APBN
Menurutnya, kajian yang dilakukan pemerintah mencakup berbagai aspek penting, termasuk pendataan jumlah pondok pesantren di Indonesia, kondisi fisik bangunannya, serta potensi pembangunan pesantren baru di masa mendatang. Pemerintah juga berupaya memastikan agar skema pendanaan yang dipilih benar-benar efektif dan tepat sasaran dalam mendukung pendidikan keagamaan.
“Ini juga berkaitan dengan apakah pondok pesantren yang sudah eksis menjadi prioritas, atau ada kebutuhan membangun pondok baru. Semuanya sedang dicoba dipelajari,” katanya.
Prasetyo yang juga menjabat sebagai Juru Bicara Presiden Prabowo menegaskan bahwa keselamatan dan keamanan para santri menjadi perhatian utama Kepala Negara. Ia menjelaskan, Presiden Prabowo secara khusus telah memberikan instruksi kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk turun langsung ke lapangan dan melakukan pengecekan terhadap kondisi fisik bangunan pondok pesantren di seluruh Indonesia.
“Kementerian PU diminta untuk melakukan cek lapangan ke setiap pondok pesantren untuk memastikan bahwa pembangunan-pembangunan fisik itu betul-betul terjamin keamanannya,” katanya.
Baca Juga: Istana Sebut Prabowo Terus Memantau Penanganan Ambruknya Bangunan Pondok Pesantren di Sidoarjo
Lebih lanjut, Prasetyo menambahkan bahwa langkah ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam memperkuat infrastruktur pendidikan berbasis keagamaan serta memastikan lingkungan belajar yang aman bagi para santri. Pemerintah ingin memastikan agar setiap pesantren, baik yang sudah lama berdiri maupun yang baru akan dibangun, memiliki standar keamanan yang memadai.
Ia menekankan, perhatian Presiden terhadap pesantren bukan hanya karena peran strategisnya dalam mencetak generasi muda berkarakter, tetapi juga karena pesantren merupakan bagian penting dari sistem pendidikan nasional yang berakar pada nilai-nilai moral dan kebangsaan.
Langkah kajian penggunaan APBN ini diharapkan dapat mempercepat pemerataan pembangunan fasilitas pendidikan keagamaan di berbagai wilayah, termasuk daerah terpencil yang masih kekurangan sarana belajar yang layak. Pemerintah juga berencana untuk melibatkan berbagai pihak, termasuk Kementerian Agama dan pemerintah daerah, dalam proses pendataan dan verifikasi kebutuhan pesantren agar kebijakan yang diambil benar-benar sesuai dengan kondisi di lapangan.
Dengan kebijakan yang tengah dikaji ini, pemerintah menunjukkan keseriusannya dalam memastikan bahwa tragedi seperti yang terjadi di Sidoarjo tidak terulang kembali. Upaya memperkuat infrastruktur pondok pesantren di seluruh Indonesia menjadi langkah nyata dalam melindungi para santri sekaligus menjaga keberlangsungan pendidikan berbasis keagamaan di tanah air.