Istana Sebut Prabowo Terus Memantau Penanganan Ambruknya Bangunan Pondok Pesantren di Sidoarjo

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 5 Okt 2025, 13:09
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Adiantoro
Editor
Bagikan
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi (Istimewa)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menegaskan Presiden Prabowo Subianto terus memantau perkembangan penanganan pascakejadian ambruknya bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur.

Hal ini disampaikan Prasetyo seusai menghadiri peringatan HUT ke-80 TNI di kawasan Silang Monas, Jakarta, Minggu, 5 Oktober 2025.

Prasetyo menjelaskan Presiden Prabowo telah memberikan instruksi langsung kepada jajaran kementerian dan pemerintah daerah untuk memastikan keamanan infrastruktur pondok pesantren di seluruh Indonesia.

"Sudah. Beliau (Prabowo) memonitor terus, makanya beliau kemudian memerintahkan kepada para menteri terkait dan gubernur dan wakil gubernur untuk memberikan perhatian,” ujar Prasetyo, Minggu, 5 Oktober 2025.

Baca Juga: Pidato Lengkap Presiden Prabowo di Hari Puncak HUT TNI ke-80

Lebih lanjut, Prasetyo menuturkan pemerintah akan segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi fisik dan keamanan bangunan di pondok-pondok pesantren.

Langkah ini bertujuan untuk mencegah terulangnya peristiwa serupa di masa mendatang.

"Evaluasi ke depan ke semua pondok pesantren kita harapkan segera didata dan dipastikan keamanan dari sisi bangunan-bangunan infrastruktur pondok masing-masing,” lanjutnya.

Seperti diketahui, sebuah bangunan tiga lantai yang juga difungsikan sebagai musala di asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, ambruk pada Senin, 29 Oktober 2025 sore.

Saat kejadian, ratusan santri tengah melaksanakan Salat Ashar berjemaah di dalam gedung yang masih dalam tahap pembangunan tersebut.

Baca Juga: Prabowo Ucapkan Terima Kasih Lebih dari 50 Kali kepada Prajurit Saat HUT Ke-80 TNI di Monas

Tragedi itu menelan korban jiwa sebanyak 17 orang setelah Tim SAR Gabungan menemukan satu potongan tubuh di reruntuhan gedung pada Sabtu, 4 Oktober 2025 petang. Kasubdit RPDO Bencana dan Kondisi Membahayakan Manusia (KMM) Basarnas, Emi Freezer, mengonfirmasi penemuan tersebut.

Sementara itu, Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya, Nanang Sigit, selaku On Scene Coordinator (OSC), menjelaskan proses evakuasi berjalan sulit karena korban tertimbun material bangunan.

"Tim SAR perlu mengangkat puing-puing reruntuhan, memotong rangka-rangka, baru kemudian baru bisa mengevakuasi korban dari timbunan material,” ujar Nanang.

Proses evakuasi sempat dilakukan secara manual karena penggunaan alat berat harus dihentikan sementara demi menjaga keselamatan petugas di lapangan.

Dengan adanya instruksi langsung dari Presiden, pemerintah berkomitmen memperkuat sistem pengawasan dan keselamatan di lingkungan pondok pesantren agar para santri dapat menimba ilmu dengan aman dan nyaman.

x|close