Ntvnews.id, Jakarta - Kementerian Transmigrasi RI (Kementrans) melepas 306 peserta komponen cadangan (komcad) yang berasal dari masyarakat transmigran lokal untuk mengikuti pelatihan dasar militer di Komando Pendidikan dan Latihan (Kodiklat) TNI Angkatan Darat, Bandung.
“Setelah lulus, mereka akan dilantik dan diberikan pangkat sesuai dengan golongan kepangkatan yang ada di TNI. Bagi lulusan SMP akan menjadi tamtama, lulusan SMA menjadi bintara, dan lulusan sarjana akan menjadi perwira," kata Menteri Transmigrasi RI, Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara, dalam apel pemberangkatan di Kantor Kementerian Transmigrasi, Jakarta, Rabu, 24 September 2025.
Usai menyelesaikan pelatihan, para peserta komcad akan kembali ke daerah transmigrasi masing-masing untuk memperkuat pertahanan wilayah, baik ketika menghadapi darurat perang maupun bencana alam.
Baca Juga: Kementrans Rancang Selaparang Jadi Pusat Teknologi Digital Nomad
"Kita tahu di masa lalu kita pernah mengalami bencana besar di Aceh, dan itu membutuhkan peran serta banyak militer. Oleh karena itu kita ingin nanti komponen cadangan bisa siaga dalam menghadapi kedaruratan bencana," ujarnya.
Iftitah menegaskan bahwa keberadaan komcad bukanlah upaya menumbuhkan militerisme, melainkan bagian dari amanat konstitusi Pasal 30 UUD 1945 tentang Bela Negara.
Ia menambahkan, pembentukan komcad ini juga membuktikan bahwa program transmigrasi tidak lagi sekadar berkaitan dengan perpindahan penduduk atau tenaga kerja, tetapi turut membangun komunitas yang tangguh.
Dalam program tersebut, Kementrans menggandeng Badan Cadangan Nasional Kementerian Pertahanan untuk membentuk satu batalion komcad berbasis transmigrasi. Selain masyarakat, pegawai Kementrans juga akan dilibatkan guna mempererat hubungan dengan para transmigran.
Baca Juga: Kementrans Kirim 2 Ribu Tim Ekspedisi Patriot, Kembangkan Potensi Investasi Daerah
Lebih lanjut, Iftitah memastikan lebih dari 93 persen peserta seleksi komcad gelombang pertama merupakan transmigran lokal.
“Jadi jangan dibayangkan bahwa mereka ini datang dari Jawa, keluar pulau Jawa. Tidak, tadi saya sudah absen ya. Mereka sebagian besar itu adalah masyarakat lokal, transmigran lokal, sehingga kita harapkan ada satu ketahanan di daerah masing-masing. Jadi tidak perlu khawatir terkait dengan apakah nanti ada gesekan kebudayaan dan sebagainya itu,” katanya.
Adapun peserta gelombang pertama berasal dari berbagai daerah, antara lain Papua Selatan (27 orang), Kalimantan Tengah-Sukamara (68 orang), Lampung (32 orang), Sulawesi Barat (34 orang), Sumba Timur (50 orang), Buton Utara (20 orang), dan Aceh (15 orang). Dari Pulau Jawa juga tercatat Jawa Barat (2 orang), Jawa Tengah (2 orang), Jawa Timur (3 orang), serta Banten (1 orang).
Tingginya minat masyarakat terhadap program ini membuat Kementrans menyiapkan tahap berikutnya.
“Nanti akan ada gelombang kedua dalam dua minggu ke depan mengingat banyaknya permintaan dari dinas transmigrasi atas masukan dari para transmigran ketika mereka mendengar ada pembukaan seleksi calon komponen cadangan. Mereka ingin agar bisa disusulkan dalam gelombang kedua,” ujar Iftitah.
Sumber: ANTARA