Trump Sebut Pengakuan Palestina "Hadiah untuk Hamas"

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 24 Sep 2025, 06:30
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Presiden AS Donald Trump Presiden AS Donald Trump (Istimewa)

Ntvnews.id, New York - Presiden Emmanuel Macron mengumumkan bahwa Prancis secara resmi mengakui negara Palestina. Ia menegaskan dukungan negaranya terhadap "perdamaian antara rakyat Israel dan Palestina."

Dilansir dari DW, Rabu, 24 September 2025, Macron menyampaikan hal tersebut dalam pidato pembukaan Sidang Umum PBB di New York pada Senin, 22 September 2025.

"Waktunya untuk perdamaian telah tiba karena kita hampir kehilangan kesempatan untuk meraihnya," ujar Macron.

Ia menambahkan, "Waktunya telah tiba untuk membebaskan 48 sandera yang ditahan oleh Hamas. Waktunya telah tiba untuk menghentikan perang, pengeboman di Gaza, pembantaian, dan pengungsian."

Macron menjelaskan bahwa pembebasan para sandera yang ditangkap Hamas dalam serangan 7 Oktober 2023 ke Israel akan menjadi syarat sebelum Prancis membuka kedutaan besar untuk negara Palestina.

Pengumuman Prancis dilakukan sehari setelah Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal lebih dulu mengambil langkah serupa. Hal ini menambah tekanan internasional terhadap Israel terkait perang di Gaza. Otoritas Palestina di Ramallah menyambut baik langkah tersebut.

Baca Juga: Di Sidang Umum PBB, Trump Minta Eropa Bertindak dan Kritik Keras Program Nuklir Iran

"Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat menyambut baik pengakuan negara Palestina oleh Republik Prancis dan menganggapnya sebagai keputusan bersejarah dan berani, sejalan dengan hukum internasional dan resolusi PBB, serta mendukung upaya yang sedang berlangsung untuk mencapai perdamaian dan mewujudkan solusi dua negara," tulis pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Palestina.

Presiden Palestina Mahmud Abbas, yang tidak hadir di New York karena visanya ditolak pemerintahan Trump, menyampaikan apresiasi lewat video.

"Kami menyerukan kepada negara-negara yang belum mengakui Palestina untuk segera mengikuti langkah ini," seru Abbas.

Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Inggris, Kanada, Portugal, serta negara-negara Barat lainnya yang baru-baru ini mengakui Palestina.

Otoritas Palestina sendiri berbasis di Ramallah, Tepi Barat yang diduduki Israel. Lembaga itu mengelola administrasi otonom di sebagian wilayah dan aktif memperjuangkan pengakuan internasional bagi negara Palestina.

Trump Sebut Pengakuan Palestina "Hadiah untuk Hamas"

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menilai langkah negara-negara Barat mengakui Palestina sama saja dengan memberi keuntungan bagi Hamas.

"Terus terang, ia (Donald Trump) menganggap ini sebagai hadiah bagi Hamas. Menurutnya, keputusan-keputusan ini hanyalah omong kosong tanpa aksi nyata dari teman dan sekutu kita," kata Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, dalam konferensi pers.

Baca Juga: Sidang Umum PBB, Trump Bangga Sebut Zaman Keemasan AS dan Kritik Pedas Pendahulunya

Trump dijadwalkan berpidato pada Sidang Umum PBB, Selasa, 23 September 2025 di mana ia diperkirakan akan menyinggung isu Palestina serta mengkritik lembaga multilateral yang dianggap melemahkan tatanan dunia.

"Presiden juga akan menyinggung bagaimana institusi globalis telah secara signifikan merusak tatanan dunia, dan ia akan menyampaikan visi yang lugas serta konstruktif bagi dunia," jelas Leavitt.

Selain pidato, Trump akan menghadiri pertemuan multilateral dengan sejumlah negara Islam, termasuk Qatar, Arab Saudi, Indonesia, Turki, Pakistan, Mesir, Uni Emirat Arab, dan Yordania.

x|close