BNPB: Korban Meninggal Akibat Banjir di Bali Bertambah Jadi 16 Orang

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 12 Sep 2025, 08:10
thumbnail-author
Muhammad Fikri
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Petugas memindahkan kantong jenazah korban yang ditemukan di sekitar bangunan ruko yang hancur akibat diterjang banjir di kawasan Jalan Sulawesi, Denpasar, Bali, Kamis, 11 September 2025. Berdasarkan data BNPB, hingga Kamis sore sebanyak 16 jenazah korban bencana banjir telah berhasil dievakuasi oleh tim SAR gabungan di sejumlah wilayah Bali. Petugas memindahkan kantong jenazah korban yang ditemukan di sekitar bangunan ruko yang hancur akibat diterjang banjir di kawasan Jalan Sulawesi, Denpasar, Bali, Kamis, 11 September 2025. Berdasarkan data BNPB, hingga Kamis sore sebanyak 16 jenazah korban bencana banjir telah berhasil dievakuasi oleh tim SAR gabungan di sejumlah wilayah Bali. (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta -Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan jumlah korban meninggal akibat banjir di Bali meningkat menjadi 16 orang. Data tersebut diperoleh dari laporan tim gabungan yang telah mengevakuasi seluruh korban jiwa sejak bencana melanda.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, di Jakarta pada Kamis, 11 September 2025 malam, menjelaskan bahwa satu dari dua korban hilang berhasil ditemukan sore hari. “Satu masih dilaporkan hilang,” ujarnya.

BNPB merinci korban meninggal meliputi 10 orang di Kota Denpasar, dua orang di Kabupaten Jembrana, tiga orang di Kabupaten Gianyar, dan satu orang di Kabupaten Badung.

Baca Juga: Wagub Bali Akui Pembangunan Masif Jadi Faktor Pemicu Banjir

Proses pencarian terhadap korban yang masih hilang terus berlangsung dengan melibatkan sekitar 125 personel gabungan di beberapa titik yang diduga menjadi lokasi terakhir korban.

Menurut Abdul, banjir di sebagian besar wilayah Bali sudah surut. Saat ini tim fokus pada pencarian korban hilang, pembersihan material banjir, serta penyedotan genangan air, termasuk di basemen Pasar Badung. “Kondisi di Bali sudah mulai normal dan terkendali,” katanya.

BNPB menjelaskan bencana hidrometeorologi basah ini terjadi setelah Bali diguyur hujan deras selama lebih dari 24 jam sejak Selasa, 9 September 2025 pagi. Hujan tersebut dipicu oleh gangguan gelombang ekuatorial Rossby, sebagaimana laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali mencatat terdapat lebih dari 120 titik banjir disertai tanah longsor. Kota Denpasar menjadi wilayah dengan banjir terbanyak yakni 81 titik, diikuti Gianyar 14 titik, Badung 12 titik, Tabanan delapan titik, Karangasem dan Jembrana masing-masing empat titik, serta Klungkung dengan banjir berdampak di Kecamatan Dawan.

Baca Juga: Tanggap Bencana Banjir Bali dan NTT, BRI Peduli Gerak Cepat Salurkan Bantuan

Selain banjir, longsor juga dilaporkan terjadi di 18 titik, terdiri atas 12 titik di Karangasem, lima titik di Gianyar, dan satu titik di Badung.

BNPB menyebut ada sebanyak 562 warga yang mengungsi di sejumlah posko sementara maupun fasilitas umum seperti sekolah, balai desa, mushola, dan banjar. Untuk mendukung para penyintas, BNPB telah menyalurkan bantuan logistik dan peralatan, antara lain 200 lembar selimut, 200 matras, 300 paket sembako, 50 tenda keluarga, dua tenda pengungsi, satu perahu karet bermesin, serta tiga pompa air.

Selain itu, BNPB memastikan akan ada penyaluran bantuan dana stimulan dari pemerintah untuk perbaikan rumah warga yang rusak ringan, sedang, maupun berat akibat bencana ini.

Baca Juga: BNPB: 14 Orang Tewas dan Ratusan Warga Mengungsi Akibat Banjir di Bali

(Sumber: Antara)

 

x|close