Wamentan: Produksi Beras 2025 Surplus 3,5 Juta Ton, Tak Perlu Impor

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 11 Sep 2025, 11:55
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono dalam jumpa pers seusai membuka Seminar Nasional Mahasiswa Pertanian yang tergubung dalam Perhimpunan Organisasi Profesi Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Indonesia (Popmasepi) di Jakarta, Rabu 10 September 2025. ANTARA/Harianto. Wakil Menteri Pertanian Sudaryono dalam jumpa pers seusai membuka Seminar Nasional Mahasiswa Pertanian yang tergubung dalam Perhimpunan Organisasi Profesi Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Indonesia (Popmasepi) di Jakarta, Rabu 10 September 2025. ANTARA/Harianto. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono memastikan produksi beras nasional pada 2025 diperkirakan surplus sekitar 3,5 juta ton, sehingga kebutuhan pangan dalam negeri bisa terpenuhi tanpa harus melakukan impor beras hingga akhir tahun.

"Menurut catatan BPS (Badan Pusat Statistik), maka di akhir Desember (2025) nanti diperkirakan (produksi beras) surplus 3,5 juta ton dibanding tahun lalu, sehingga bisa dipastikan, insya Allah kalau ini berjalan sebagaimana mestinya, harusnya kita tidak impor beras di tahun ini," ujar Sudaryono di Jakarta, Rabu 10 September 2025.

Ia menjelaskan bahwa total produksi beras nasional hingga akhir 2025 diproyeksikan berada di kisaran 33–34 juta ton, dengan surplus sekitar 3,5 juta ton jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

"Kita, berdasarkan hitungan sementara ini, produksi beras (hingga akhir tahun 2025) sekitar 33 atau 34 juta ton ya hasil produksi kita, surplus tiga koma sekian juta ton. Sesuai dengan prediksinya," kata Sudaryono seusai membuka Seminar Nasional Mahasiswa Pertanian yang tergabung dalam Perhimpunan Organisasi Profesi Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Indonesia (Popmasepi).

Meski begitu, Wamentan tidak merinci angka produksi beras pada akhir 2024. Namun ia memastikan capaian tahun ini lebih tinggi dari sebelumnya. Mengacu data yang pernah disampaikan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pada 30 Desember 2024, produksi beras nasional kala itu mencapai lebih dari 30 juta ton.

Baca Juga: Wamentan Sudaryono: Jabatan Pejabat Publik Adalah Pengabdian, Bukan Tempat Cari Tantiem

Lebih lanjut, Sudaryono menegaskan Kementerian Pertanian hanya menghitung luas lahan tanam, sementara realisasi hasil panen menjadi ranah Badan Pusat Statistik (BPS) yang rutin melakukan evaluasi produksi secara nasional.

Menurutnya, semakin luas areal tanam padi, semakin besar pula potensi peningkatan produksi. Ia menilai tren produksi 2025 berpeluang lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang sempat mengalami fluktuasi.

Berbagai faktor disebut turut mendorong peningkatan produksi, mulai dari penggunaan alat mesin pertanian modern, distribusi pupuk yang lebih lancar, pompanisasi yang optimal, hingga dukungan kondisi cuaca yang relatif bersahabat bagi petani.

Selain itu, kebijakan Kementerian Pertanian seperti pendampingan intensif melalui penyuluh pertanian juga disebut memperkuat semangat petani untuk memperluas tanam dan menjaga produktivitas lahan secara berkelanjutan.

Wamentan juga menekankan bahwa harga gabah di tingkat petani yang saat ini berkisar Rp6.500 per kilogram memberi dorongan positif bagi petani untuk meningkatkan areal tanam.

"Karena nanam banyak, maka otomatis panennya lebih banyak. Tapi kami tidak menghitung jumlah panennya. Panennya kan kita dievaluasi terus oleh Badan Pusat Statistik," ujar Sudaryono.

(Sumber : Antara)

x|close