Ntvnews.id, Denpasar - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menyampaikan bahwa Provinsi Bali saat ini berstatus tanggap darurat bencana menyusul banjir yang melanda sebagian besar wilayah, terutama Denpasar, Jembrana, Badung, dan Gianyar sejak Rabu dini hari.
“Pak Gubernur malam ini sudah tanda tangan, tadi kami diskusi semula tanggap darurat bencana itu akan ditetapkan dua minggu tetapi karena sifat bencananya ternyata tidak terlalu besar maka akan diralat menjadi cukup satu minggu,” kata Suharyanto di Denpasar, Rabu malam.
Ia menegaskan, masyarakat tidak perlu panik dengan penetapan status tersebut karena status tanggap darurat bencana lebih ditujukan pada kebutuhan administratif agar BNPB dapat membantu Pemerintah Provinsi Bali secara lebih optimal.
“Kalau menetapkan status darurat seolah-olah tidak mampu, darurat ini tidak ada kaitannya dengan kemampuan penanganan seorang pemimpin, karena terkait bencana tidak ada pemimpin sehebat apapun bisa menangani sendirian, darurat ini supaya kita berkolaborasi, pemerintah pusat juga bisa memberikan bantuan,” ujarnya.
Baca Juga: BNPB: 9 Orang Tewas Akibat Banjir di Bali, 2 Masih Hilang
Dengan penetapan status tanggap darurat, pemerintah dapat segera mengambil langkah-langkah perbaikan, rehabilitasi, dan rekonstruksi pasca-banjir.
Sebagai tahap awal, BNPB telah menyalurkan bantuan logistik senilai Rp1.015.196.000. Bantuan itu mencakup satu unit perahu karet lengkap dengan mesin, 300 paket sembako, 200 selimut, 200 matras, tiga unit pompa alkon 2HP, dua tenda pengungsi, serta 50 tenda keluarga.
“Tahap awal tadi itu kalau diuangkan Rp1 milyar lebih ditambah genset, pompa, sekitar Rp5 milyar, itu akan berkembang, besok ke tempat pengungsi mungkin butuh lagi bajunya, pakaian dalamnya, intinya semua kebutuhan masyarakat terdampak kami akan lengkapi ya,” kata Suharyanto.
Berdasarkan hasil pemantauan dan rapat koordinasi, banjir di Bali disebabkan oleh curah hujan tinggi yang dipicu gelombang ekuatorial Rossby. Hingga Rabu malam, tercatat sembilan orang meninggal dunia dan enam orang masih dalam pencarian.
“Kemudian infrastruktur yang lain ada jalan longsor, jembatan rusak, tetapi tadi kami sepakat mulai hari ini dan seterusnya itu akan diperbaiki, malam ini (dibagi) mana yang akan diperbaiki pemerintah daerah mana yang diperbaiki pemerintah pusat,” ujar Suharyanto.
(Sumber : Antara)