Wamen Investasi: Premanisme Hambat Daya Saing Investasi Indonesia

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 28 Agu 2025, 08:39
thumbnail-author
Muhammad Fikri
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Todotua Pasaribu dalam diskusi bertajuk Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Todotua Pasaribu dalam diskusi bertajuk (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Wakil Kepala BKPM, Todotua Pasaribu, menegaskan bahwa praktik premanisme menjadi hambatan utama bagi daya saing investasi Indonesia karena menambah beban biaya produksi hingga menyulitkan harga bersaing dengan negara lain.

Todotua menjelaskan, “Saya dapat data bahwa premanisme itu menciptakan variabel biaya 5–30 persen dari biaya produksi. Premanisme ini bukan cuma ormas (organisasi masyarakat), tetapi juga premanisme birokrasi dan premanisme aparat,” ujarnya dalam diskusi bertajuk “Apakah Realisasi Investasi 2025 Capai Target” di Jakarta, Rabu, 27 Agustus 2025.

Menurutnya, meskipun pemerintah telah menyalurkan berbagai insentif seperti tax holiday, tax allowance, hingga tax deduction, langkah tersebut tidak cukup tanpa kerja sama semua pihak dalam memberantas premanisme. “Kalau ada biaya-biaya seperti ini, dampaknya kita juga yang sama-sama susah,” tambahnya.

Baca Juga: Gas Meledak, Rumah Warga di Kendari Kebakaran Hebat

Selain itu, pemerintah juga terus menyiapkan sumber daya manusia agar mampu bersaing di kancah ekonomi global. Todotua menekankan bahwa kekuatan sumber daya alam Indonesia akan tetap dikelola secara strategis untuk kepentingan domestik maupun internasional, sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi.

Ia juga menyinggung rencana demonstrasi yang akan digelar Kamis, 28 Agustus 2025 besok. Menurutnya, aksi tersebut bisa memengaruhi iklim investasi. “Jadi, berikan kepercayaan ke pemerintah,” tegasnya.

Sebelumnya, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani menyampaikan bahwa realisasi investasi pada triwulan II tahun ini mencapai Rp477,7 triliun, naik 11,5 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp428,4 triliun. Dari jumlah tersebut, penanaman modal asing (PMA) berkontribusi Rp202,2 triliun, sementara penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp275,5 triliun.

Baca Juga: Ngeri, Penembakan Masal Terjadi di Sekolah Katolik

(Sumber: Antara)

x|close