Soal Peluang Setnov Kembali ke Pengurus Partai, Golkar Buka Suara

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 27 Agu 2025, 16:58
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Golkar Tegaskan Pertemuan dengan Prabowo di Istana Tak Bahas Isu Munaslub Golkar Tegaskan Pertemuan dengan Prabowo di Istana Tak Bahas Isu Munaslub (NTVnews.id/Deddy Setiawan)

Ntvnews.id, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia Tandjung, menegaskan bahwa mantan Ketua Umum Golkar, Setya Novanto (Setnov), hingga kini masih tercatat sebagai kader partai beringin. Hal itu ia sampaikan usai menghadiri pertemuan pengurus inti Golkar dengan Presiden Prabowo Subianto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, 27 Agustus 2025.

"Yang pertama saya mau tegaskan bahwa Pak Novanto itu tidak pernah menyatakan keluar dari Partai Golkar dan Golkar tidak pernah menyatakan atau memberikan sanksi atau mengeluarkan Pak Setnov. Jadi dia masih kader Golkar. Nah soal jadi pengurus atau tidak pengurus, tidak ada larangan. Selama dia bersedia dan kemudian pimpinan partai memerlukannya," kata Doli.

Meski demikian, Doli menilai posisi Setnov ke depan akan menyesuaikan kondisi terkini di tubuh Golkar.

Baca Juga: Golkar Tegaskan Pertemuan dengan Prabowo di Istana Tak Bahas Isu Munaslub

"Tapi kan sekarang gini, Pak Novanto itu sudah pernah sampai di puncak kepemimpinan di Partai Golkar. Sudah pernah jadi ketua umum. Dan sekarang kan generasi yang sekarang ini, Pak Bahlil ini kan bisa dikatakan satu atau dua generasi di bawahnya Pak Novanto. Jadi mungkin secara kultural, kalaupun memang Pak Novanto masih bersedia, mungkin nggak di eksekutifnya lah. Karena dia senior, kan nggak mungkin di bawahnya Pak Bahlil jadi pengurus. Dia mungkin di dewan-dewan. Tapi kalau yang bersangkutan bersedia," jelasnya.

Terkait adanya komunikasi resmi antara DPP Golkar dan Setnov, Doli mengaku belum ada pertemuan khusus.

Mantan Ketua DPR Setya Novanto di pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta. <b>(ANTARA)</b> Mantan Ketua DPR Setya Novanto di pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta. (ANTARA)

"Ya kalau sekarang gini, urgensinya apa? Kalau silaturahim secara pribadi-pribadi komunikasi selama ini sih mungkin ada jalan komunikasi itu. Tapi kalau ketemu DPP kan resmi gitu kan nggak ada. Kalau sesama kader kan nggak ada resmi-resmi. Sama dengan ketemu yang lain, kami kalau ada misalnya Pak Ical, Pak Akbar, sini dong diskusi. Itu kan apa aja bisa aja," ungkapnya.

Menjawab pertanyaan soal kemungkinan DPP menawarkan posisi kepada Setnov, Doli menepis anggapan adanya inisiatif khusus.

"Kenapa pertanyaan itu muncul kenapa? Kenapa harus Pak Novanto begitu dulu kita tawarin? Kenapa nggak pertanyaannya misalnya Pak JK nggak ditawarin? Pokoknya gini loh, penyusunan kepengurusan itu kan selalu dimulai dari Munas. Munas itu ada susunan pengurus, semua diakomodir. Ada yang bersedia masuk, ada yang tidak. Selama dia jalan. Nah di tengah-tengah jalan ini kan urgensinya apa? Kita datang-datang ke satu orang, misalnya kamu mau ya pengurus gitu kan? Maksudnya kultural aja. Biasanya kalau dia nanti jalan mau komunikasi, ketemu, masuk, ayo. Bilang nggak atau ngobrol yang lain juga ayo. Kan nggak harus orang mau jadi pengurus, kita datangin satu-satu audiensi kan nggak gitu kan? Mekanismenya gitu," jelasnya.

Baca Juga: Bahlil Ungkap Golkar Bahas Program Strategis Bersama Prabowo di Istana

Lebih jauh, Doli menegaskan komunikasi Golkar dengan Setnov tidak pernah terputus.

"Selama ini nggak pernah terputus, nggak pernah terputus komunikasi. Dia mantan ketua umum, senior kami. Sama kami menempatkannya dengan Pak Jusuf Kalla, Pak Akbar Tanjung, Pak Airlangga, dengan Pak Aburizal Bakri," katanya.

Menurut Doli, posisi Setnov tetap dihormati sebagai tokoh senior partai.

"Kami sama posisinya semua kepada senior-senior kami semua. Kami hormati, kami selalu minta bimbingannya, nasihatnya gitu. Karena setiap pandangan, masukan, syarat, nasihat dari mereka itu kan penting buat Golkar," tandasnya.

x|close