Pangdam Udayana Marah dan Kecewa soal Kasus Kematian Prada Lucky

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 8 Agu 2025, 18:06
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Waka Pendam IX/Udayana Letkol Inf. Amir Syarifudin memberikan keterangan kepada awak media terkait kematian Prada Lucky Chepril Saputra Namo saat ditemui di Denpasar, Bali, Jumat 8 Agutus 2025. (ANTARA/Rolandus Nampu) Waka Pendam IX/Udayana Letkol Inf. Amir Syarifudin memberikan keterangan kepada awak media terkait kematian Prada Lucky Chepril Saputra Namo saat ditemui di Denpasar, Bali, Jumat 8 Agutus 2025. (ANTARA/Rolandus Nampu) (Antara)

Ntvnews.id, Denpasar - Panglima Kodam IX/Udayana, Mayor Jenderal TNI Piek Budyakto, meminta proses penyelidikan kasus kematian Prada Lucky Chepril Saputra Namo, prajurit yang bertugas di Batalyon Teritorial Pembangunan 834 Waka Nga Mere, Nagekeo, Nusa Tenggara Timur, dilakukan dengan transparan dan profesional.

Keterangan ini disampaikan oleh Wakil Kepala Penerangan Kodam IX/Udayana, Letkol Inf. Amir Syarifudin, di Denpasar, Bali, Jumat, saat dimintai penjelasan mengenai perkembangan kasus dugaan penganiayaan yang dialami Prada Lucky.

Menurut Amir, Pangdam merasa kecewa dan marah setelah menerima kabar meninggalnya Prada Lucky.

"Pangdam merasa kecewa atas kejadian ini, beliau marah sehingga langsung gerak cepat untuk investigasi, diminta segera respons agar kejadian ini mendapat jawaban yang tepat," ujarnya.

Baca Juga: Pangdam Jaya Pastikan Pengamanan HUT ke-80 RI di Jakarta Optimal

Meski ada dugaan penganiayaan, Amir menegaskan pihaknya belum dapat memastikan penyebab pasti kematian tersebut. Tim investigasi dari Sub Detasemen Polisi Militer (Sudenpom) Kupang dan unsur intelijen masih bekerja di lapangan.
"Kami tidak bisa jawab kalau ini penganiayaan atau tidak, alasannya karena itu tadi, semua itu bisa terjadi, bisa karena penganiayaan, bisa saja karena dia cedera lain," jelasnya.

Ia menambahkan, sanksi terhadap prajurit yang terbukti terlibat akan ditentukan oleh hakim saat proses persidangan.

Pihak Kodam juga menekankan pentingnya pendekatan humanis dalam pembinaan prajurit, dengan meminimalkan kekerasan dan mengutamakan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
"Kami selalu melaksanakan pengawasan penekanan bahwa tidak boleh lagi (kekerasan) di era digital begini, yang perlu saat ini adalah mengedepankan atau meningkatkan kualitas sumber daya manusia, kita kurangi yang namanya kontak kontak fisik, kita lebih mengedepankan yang namanya humanisme," pungkasnya.

 

(Sumber : Antara)

x|close