Menteri Kebudayaan Sepakat Roblox Tak Layak untuk Anak-anak

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 7 Agu 2025, 13:55
thumbnail-author
Muhammad Fikri
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Menteri Kebudayaan Fadli Zon saat ditemui awak media di Kantor Kementerian Kebudayaan, Jakarta, Kamis, 7 Agustus 2025. Menteri Kebudayaan Fadli Zon saat ditemui awak media di Kantor Kementerian Kebudayaan, Jakarta, Kamis, 7 Agustus 2025. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, menyatakan persetujuannya terhadap pandangan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, mengenai potensi dampak negatif dari permainan daring Roblox terhadap anak-anak.

“Saya sependapat kalau ada satu games yang mempromosikan atau ada unsur-unsur sadistik, kekerasan dan lain-lain itu juga bisa membahayakan, bisa memicu perilaku copycat,” ujar Fadli saat ditemui di Kantor Kementerian Kebudayaan, Jakarta, pada hari Kamis, 7 Agustus 2025.

Ia menjelaskan bahwa anak-anak memiliki kecenderungan untuk meniru hal-hal yang mereka lihat di dunia maya. Oleh karena itu, menurutnya, penting untuk mencegah paparan terhadap konten yang dapat berdampak buruk.

Baca Juga: KPK Periksa Eks Anggota BPK RI Terkait Kasus Korupsi Bank BJB

Menurut Fadli, peran orang tua dan pemerintah sangat penting dalam memberikan pemahaman serta melakukan pengawasan terhadap aktivitas bermain gim anak-anak, termasuk memastikan apakah anak tersebut sudah cukup umur untuk mengakses konten tertentu.

“Harus kita berikan satu penyadaran juga karena dalam film sekalipun kan ada (aturan) usia, ada standard,” tambahnya.

Lebih lanjut, Fadli menyampaikan bahwa remaja yang sudah lebih dewasa umumnya telah memiliki kemampuan untuk menyaring dan memilih konten yang mereka konsumsi, sehingga risiko meniru perilaku negatif menjadi lebih kecil.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, secara tegas melarang siswa-siswi untuk memainkan Roblox. Ia berpendapat bahwa permainan tersebut mengandung banyak adegan kekerasan yang tidak pantas untuk anak-anak.

Baca Juga: PIA BAZNAS RI Ajak Keluarga Amil Bangun Ketahanan Ekonomi dari Rumah

“Kalau main HP tidak boleh menonton kekerasan, yang di situ ada berantemnya, di situ ada kata-kata yang jelek-jelek, jangan nonton yang tidak berguna ya. Nah yang main blok-blok (Roblox) tadi itu jangan main yang itu ya karena itu tidak baik ya,” ungkap Abdul Mu’ti pada 4 Agustus lalu.

Ia juga menekankan bahwa siswa-siswi di jenjang sekolah dasar umumnya belum memiliki kemampuan intelektual yang cukup untuk membedakan antara adegan yang bersifat nyata dan yang bersifat fiktif. Di samping itu, anak-anak pada usia tersebut dikenal sebagai peniru yang andal dan cenderung menirukan perilaku yang mereka lihat dari gim maupun konten digital lainnya tanpa mempertimbangkan dampaknya.

(Sumber: Antara)

x|close