Ntvnews.id, Jakarta - Jagat media sosial digemparkan oleh sebuah video yang menampilkan seorang pasien wanita meninggal dunia setelah diduga terlambat mendapatkan penanganan medis di Puskesmas Nosu, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Otoritas kesehatan pun langsung turun tangan menindaklanjuti kasus ini.
"Kami sudah diinstruksikan sama Pak Bupati untuk turun lapangan melakukan investigasi," kata Kepala Dinas Kesehatan Mamasa, dr Ratna Dewi Sari kepada wartawan, dilansir Minggu, 3 Agustus 2025.
Peristiwa memilukan itu terjadi pada Jumat malam, 1 Agustus 2025 di Puskesmas Nosu. Berdasarkan informasi awal, pasien tidak segera mendapat bantuan medis karena petugas yang berjaga sedang membawa pasien lain ke rumah sakit rujukan di Polewali Mandar.
"Terkait kejadian di Puskesmas Nosu tadi malam, menurut informasi dari kepala Puskesmas bahwa pada saat itu memang waktu jeda menunggu pergantian petugas," ujarnya.
"Karena yang bertugas pada waktu itu, yang petugas sore itu sementara merujuk pasien ke Polewali. Jadi jeda menunggu petugas pengganti itu masuk ke pasien, ada keterlambatan," sambungnya.
Selain itu, menurut Ratna, saat insiden berlangsung hanya ada satu bidan yang sedang bertugas di lantai dua dan tengah menangani pasien kebidanan lainnya. Hal ini menyebabkan tidak ada tenaga medis yang langsung bisa menangani pasien darurat tersebut.
“Menurut ibu kapus (Kepala Puskesmas) pada saat kejadian ada petugas bidan, tapi ada di lantai 2, ada pasiennya juga, sementara menangani pasien kebidanan jadi tidak sempat melihat ke bawah," terangnya.
Ia mengakui, meski Puskesmas Nosu dikategorikan sebagai fasilitas rawat inap, tetap terjadi kekosongan petugas jaga. Padahal, sesuai standar, puskesmas rawat inap seharusnya menyediakan layanan 24 jam tanpa jeda.
"Di situlah titik kelemahannya, karena sebenarnya ini Puskesmas rawat inap, jadi (petugas) harus standby 24 jam, jadi tidak boleh ada kekosongan petugas," tegasnya.
Kekurangan tenaga medis turut menjadi sorotan. Saat ini hanya tersedia lima perawat ASN, namun satu di antaranya tengah cuti. Empat perawat aktif harus melayani berbagai kebutuhan, termasuk rawat inap dan pelayanan poli.
“Untuk tenaga perawat itu ada lima orang yang ASN. Cuman satu lagi cuti menurut informasi dari pak kapus, jadi hanya empat orang yang aktif untuk melayani rawat inap, poli, dan lain-lain," ungkap Ratna.
Lebih miris, saat kejadian tidak ada dokter yang berjaga. Dokter sebelumnya telah lulus sebagai PNS dan bertugas di wilayah lain, dan dokter pengganti belum mulai bertugas.
"Dokter yang lalu itu sudah selesai masa tugasnya karena lulus PNS di daerah lain. Memang tidak ada dokter, tapi sudah ada dokter yang akan bertugas di daerah Nosu," pungkasnya.
Dalam video pendek yang beredar, seorang pria terlihat panik dan memilih menyiarkan kondisi pasien secara langsung. Ia menyebut telah menunggu cukup lama namun belum juga mendapat bantuan medis, meski kondisi pasien tergolong darurat.
"Terpaksa saya bikin siaran langsung, dengan terpaksa ini. Saya sudah menunggu 10 sampai 15 menit, pasiennya darurat begini sampai sekarang belum ada (petugas medis), inikan yang dibilang kemajuan di Puskesmas Nosu begini," ujar pria dengan nada kesal.