Menag Ingatkan Anak di Era Digital: Jangan Sampai HP Jadi Jalan Masuk Iblis

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 1 Agu 2025, 01:05
thumbnail-author
Beno Junianto
Penulis & Editor
Bagikan
Menteri agama bersama para pelajar di TMII Menteri agama bersama para pelajar di TMII (website kemenag)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar bersama lima menteri lainnya berkolaborasi menandatangani nota kesepahaman Rencana Aksi Implementasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Pelindungan Anak (PP Tunas). Kesepakatan ini bertujuan memperkuat perlindungan anak di ruang digital yang semakin kompleks dan penuh tantangan.

“Handphone ini bisa ada iblisnya, bisa ada malaikatnya. Gunakan handphone untuk kebaikan, mencari ilmu, belajar agama. Jangan menengok iblisnya ya, lihat malaikatnya,” kata Menag Nasaruddin Umar di hadapan para pelajar madrasah dan sekolah umum, Kamis (31/7/2025).

Penandatanganan berlangsung di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur. Penandatanganan dilakukan bersama Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid, Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Wihaji, serta Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi.

PP Tunas hadir sebagai respon terhadap meningkatnya risiko yang dihadapi anak-anak di dunia digital, seperti paparan konten yang tidak sesuai usia, eksploitasi data pribadi, adiksi, hingga gangguan psikologis.

Dalam pidatonya, Menteri Agama menekankan pentingnya kehadiran nilai-nilai agama dalam mendampingi anak-anak menjelajahi dunia digital. Ia menyampaikan pesan sederhana kepada para pelajar untuk selalu memilih konten yang membawa manfaat dan menjauhi sisi buruk dari gawai yang digunakan.

“Kalau kalian melihat ada teman yang membuka sisi iblis dari pemanfaat handphone, tegur dia ya. 'Eh, jangan, itu merusak dalam pikiran kita',” imbau Menag .

Menag juga memberikan kiat sederhana agar anak-anak terbiasa menyaring konten secara sadar, dengan mengawali aktivitas digital mereka menggunakan doa. “Setiap kali membuka handphone, kalau yang beragama Islam, baca Bismillahirrahmanirrahim. Supaya nanti jangan terbuka iblisnya itu. Kalau terbuka iblisnya, cepat pindah ke malaikatnya,” pesannya.

Menag meyakini bahwa teknologi bukan musuh, melainkan alat. Dikatakannya, yang menentukan apakah teknologi membawa berkah atau mudarat adalah penggunanya. “Di handphone itu ada pembelajaran, belajar ngaji, azan, dan lainnya. Itu bagian dari malaikatnya,” tambahnya.

Menteri Nasaruddin juga mengungkapkan pentingnya kolaborasi antar kementerian, lembaga pendidikan, tokoh agama, dan keluarga dalam membimbing anak menghadapi era digital. Menurutnya, perlindungan anak tidak hanya melalui regulasi, tapi juga melalui bimbingan hati dan akhlak.

“Semoga kita berkah. Ini adalah pelajaran agar kita semua tetap berpihak pada nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan digital,” pungkasnya.

x|close