Ntvnews.id, Tokyo - Jepang telah mengajukan protes resmi kepada China setelah sebuah helikopter milik Beijing melanggar wilayah udaranya.
Dilansir dari Channel News Asia, Senin 5 Mei 2025, insiden ini berbarengan dengan masuknya empat kapal milik China ke perairan teritorial Jepang di sekitar kepulauan yang masih menjadi sengketa.
Kepulauan tersebut, yang dikenal sebagai Diaoyu oleh China dan Senkaku oleh Jepang, berada di Laut China Timur dan meskipun diklaim oleh Beijing, saat ini dikelola oleh Tokyo. Wilayah ini kerap menjadi sumber ketegangan antara kedua negara.
Dalam pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Jepang menyatakan bahwa Wakil Menterinya telah mengajukan protes keras kepada Duta Besar China di Tokyo. Protes tersebut berkaitan dengan masuknya empat kapal Penjaga Pantai China ke wilayah laut Jepang di sekitar Kepulauan Senkaku.
Baca Juga: Di Hadapan Jepang, Mentan Pamer Produksi Beras RI Naik 62 Persen di Tengah Tantangan Iklim Ekstrem
“Wakil Menteri juga mengecam pelanggaran wilayah udara Jepang oleh sebuah helikopter yang diluncurkan dari kapal Penjaga Pantai China, dan meminta agar insiden serupa tidak terulang,” bunyi pernyataan tersebut.
Kementerian Pertahanan Jepang menambahkan bahwa helikopter China tersebut terbang di wilayah udaranya selama sekitar 15 menit. Sebagai respons, Pasukan Bela Diri Jepang mengerahkan jet tempur. Menurut laporan NHK, ini adalah pertama kalinya helikopter pemerintah China melanggar wilayah udara Jepang di dekat pulau-pulau yang disengketakan.
Sementara itu, pada hari yang sama, pihak Penjaga Pantai China mengklaim telah menggunakan helikopter untuk “mengusir” pesawat Jepang dari wilayah udara di atas pulau-pulau tersebut.
Juru bicara Penjaga Pantai China, Liu Dejun, menyatakan bahwa sebuah pesawat sipil Jepang masuk secara ilegal ke wilayah udara pulau pada pukul 11.19 waktu setempat dan keluar lima menit kemudian.
Baca Juga: Tekuak Alasan Wisata Seks di Jepang Meningkat
China kerap mengklaim telah mengusir kapal atau pesawat Jepang dari wilayah ini, namun menurut sumber pemerintah Jepang yang enggan disebutkan namanya, klaim tersebut kadang dilebih-lebihkan dan tidak sesuai dengan kejadian sebenarnya.
Dalam kasus ini, kemungkinan besar China merespons penerbangan sebuah pesawat sipil kecil yang berada di dekat wilayah sengketa.
Di Laut China Timur, kapal patroli dari China dan Jepang kerap terlibat dalam manuver yang berisiko tinggi di sekitar kepulauan tersebut.
Ketegangan yang terus meningkat di wilayah Laut China Timur dan Selatan juga mendorong Jepang untuk memperkuat hubungan strategisnya dengan Amerika Serikat dan Filipina.