Ntvnews.id, Israel - Israel tengah menghadapi kebakaran hutan besar yang dinilai sebagai salah satu yang terparah dalam sejarah negara tersebut. Api mulai berkobar pada pagi hari tanggal 30 April 2025, bertepatan dengan Hari Peringatan Nasional Israel (Yom HaZikaron), dan dengan cepat menyebar ke berbagai wilayah akibat cuaca ekstrem dan angin kencang.
Kebakaran tersebut bermula di area antara Eshtaol dan Latrun, pinggiran barat Yerusalem, sebelum meluas ke wilayah-wilayah seperti Neve Shalom, Mesilat Zion, Mizpe Harel, Ramat Beit Shemesh, dan Taman Kanada. Hingga kini, lebih dari 20.000 dunam (sekitar 5.000 hektar) lahan, sebagian besar merupakan hutan lindung, telah hangus terbakar.
Akibat kepulan asap tebal, Jalan Tol 1 yang menghubungkan Yerusalem dan Tel Aviv sempat ditutup. Beberapa pengendara bahkan terpaksa meninggalkan kendaraan mereka dan melarikan diri dengan berjalan kaki demi menyelamatkan diri. Pemerintah Israel langsung menyatakan status darurat nasional dan mengerahkan lebih dari 100 tim pemadam kebakaran serta 11 pesawat pemadam api. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) turut membantu upaya penanggulangan bencana ini.
Setidaknya 12 orang telah dilarikan ke rumah sakit karena menghirup asap, termasuk bayi dan wanita hamil. Ribuan warga telah dievakuasi dari wilayah terdampak. Perdana Menteri Israel menyebut kebakaran ini sebagai “ancaman nyata” bagi Yerusalem.
Kondisi cuaca menjadi salah satu faktor utama penyebaran cepat api. Suhu mencapai antara 36° hingga 39°C dengan kelembaban di bawah 10%, sementara angin bertiup hingga 100 km/jam. Pemerintah Israel telah meminta bantuan internasional, dan beberapa negara seperti Italia, Spanyol, Prancis, Ukraina, dan Rumania telah mengirimkan pesawat pemadam untuk membantu memadamkan api.
Situasi masih dinamis hingga hari ini. Meski sejumlah jalan utama telah kembali dibuka, pihak berwenang terus memantau penyebaran api yang masih membahayakan permukiman dan infrastruktur penting. Evakuasi tambahan kemungkinan masih akan dilakukan jika api terus menjalar.