Tolak Jadi Duta Polisi, Sukatani Band Ungkap Alasan Twister Angel Dipecat Jadi Guru

Ntvnews.id, Jakarta - Grup band asal Purbalingga Sukatani Band menegaskan jika mereka menolak tawaran untuk menjadi Duta Polisi dari Kapolri Listiyo Sigit Prabowo.

Dalam unggahan terbarunya di Instagram, Sukatani Band mengungkapkan alasan Twister Angel dipecat sebagai guru di salah satu sekolah Islam. Awalnya Sukatani memberi informasi jika kondisi mereka saat ini baik-baik saja, namun masih dalam pemulihan pasca viral lagu "Bayar Bayar Bayar".

"Tekanan dan intimidasi terus kami dapatkan. Hingga akhirnya video klarifikasi atas lagu yang berjudul Bayar Bayar Bayar kami unggah melalui media sosial. Kejadian tersebut membuat kami mengalami kerugian baik materil maupun non materil,” tulis di Instagram @sukatani.band, 1 Maret 2025.

Sukatani juga menyebutkan jika banyaknya tawaran yang masuk usai beredar kabar pemecatan Twister Angel.

"Namun dengan adanya dukungan dan solidaritas kawan-kawan semakin kuat dan tidak menyerah. Setelah video klarifikasi kami unggah, banyak sekali tawaran-tawaran untuk Twister Angel akibat respon adanya pemecatan,” sambungnya.

"Bahkan khususnya kepada Sukatani tawaran jadi Duta Polisi dari Kapolri. Dengan itu kami menolak dengan tegas tawaran menjadi Duta kepolisian tersebut,” jelasnya.

Menjelaskan secara gamblang soal pemecatan profesi guru kepada vokalis mereka (Twister Angel) terjadi secara sepihak saja. Bahkan alasan tak masuk akal lantaran Twister Angel bergabung di grup punk yang dituding melakukan pelanggaran berat bagi yayasan sekolah Islam.

"Kami meluruskan bahwa Twister Angel benar-benar diberhentikan (Pemutusan Hubungan Kerja) secara sepihak oleh Yayasan tempatnya mengajar dengan alasan "Twister Angel termasuk salah satu personel Sukatani Band Punk"

"Namun, pemecatan tersebut dilakukan tanpa memberikan ruang dan kesempatan bagi Twister Angel untuk dimintai keterangan. Bahkan, dalam surat pemecatan yang diterima sama sekali tidak menjelaskan apakah keikutsertaan Twister Angel sebagai personel Sukatani sebagai pelanggaran berat," tutupnya.