Ntvnews.id, Jakarta - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyatakan dukungan penuh terhadap film animasi Garuda di Dadaku yang akan dirilis di bioskop seluruh Indonesia pada 2026. Dukungan ini menegaskan komitmen pemerintah dalam mengangkat karya animasi lokal sekaligus memperkuat identitas nasional.
"Kementerian Ekraf tertarik kolaborasi dalam film animasi Garuda di Dadaku yang punya potensi bisa dikembangkan IP karakter menjadi merchandise dan produk kreatif lain. Kami juga akan berkolaborasi dengan kementerian atau lembaga maupun menghimpun dukungan internasional misal dari diaspora supaya film animasi Indonesia ini bisa diputar ke beberapa negara," kata Menteri Parekraf Teuku Riefky.
Film animasi Garuda di Dadaku merupakan hasil kolaborasi lintas studio, antara lain BASE Entertainment, KAWI Animation, Springboard, Dasun Pictures, AHHA Corp, Robot Playground Media, dan PK Films. Dalam pertemuan di kantor Kemenparekraf, Jakarta, pada Kamis, 2 Oktober 2025, Teuku Riefky menekankan pentingnya strategi rilis film sekaligus perlindungan terhadap Intellectual Property (IP).
Baca Juga: Kemenparekraf dan PCO Jalin Sinergi Komunikasi untuk Majukan Ekonomi Kreatif Nasional
Sebelumnya, Kemenparekraf juga mendukung film animasi Jumbo yang terbukti mampu bersaing di kancah internasional, membuka peluang investor baru, menjadi alat diplomasi budaya, serta mendorong pertumbuhan industri animasi nasional. Dengan target audiens keluarga, Garuda di Dadaku diharapkan mengikuti jejak kesuksesan Jumbo.
“Keberhasilan film Jumbo sebagai film animasi terlaris menjadi awal kebangkitan industri animasi nasional untuk berkembang dan bersaing di kancah global. Berarti untuk mempromosikan film animasi Garuda di Dadaku nanti, banyak aktivasi yang bisa dilakukan seperti nonton bareng ke sekolah rakyat atau sekolah garuda, diskusi publik di kampus atau bersama komunitas, dan hal-hal menarik lain sebagai bentuk kolaborasi kreatif yang bisa dijalankan,” ujar Teuku Riefky.
Dukungan pemerintah semakin meningkatkan semangat BASE Entertainment sebagai rumah produksi yang berbasis di Indonesia dan Singapura. Sebelumnya, Garuda di Dadaku pernah hadir di layar lebar pada 2009, diadaptasi menjadi novel Mimpi Sang Garuda, kemudian dibuat sekuel pada 2011, serta serial mini Keluarga Garuda di Dadaku pada 2014–2015.
Chief Executive sekaligus Produser BASE Entertainment, Shanty Harmayn, menyampaikan, “Film animasi bagai sebuah wahana bercerita yang sangat menarik apalagi cerita ini dari universe Garuda di Dadaku sepuluh tahun lalu. Pengembangan IP lokal di dalamnya harus sangat didukung karena dapat membuka peluang bisnis ke depannya untuk ekonomi kreatif. Ini bukan hanya terkait rasa cinta terhadap industri kreatif, tetapi juga kecintaan sepak bola yang minatnya sangat besar di Indonesia.”
Baca Juga: Kemenparekraf Tampilkan Kekuatan Ekonomi Kreatif dalam Karnaval Bersatu
Sejak awal Agustus 2025, tayangan first look film animasi Garuda di Dadaku di kanal YouTube BASE Entertainment Indonesia telah ditonton 86.156 kali. Film ini sekaligus menjadi debut sutradara Ronny Gani, talenta lokal yang berpengalaman internasional.
“Kami butuh fasilitasi atau dukungan dalam bentuk promosi sebagai tanda bahwa film animasi Indonesia menjadi pilihan spesial bagi para penonton Indonesia. Industri film animasi dibentuk tidak hanya satu atau dua film saja, tetapi kita harus secara konsisten menghasilkan film-film animasi berikutnya,” tambah Shanty Harmayn.
Dalam pertemuan tersebut, Menteri Ekraf Teuku Riefky didampingi Deputi Bidang Kreativitas Media Agustini Rahayu, Staf Khusus Menteri Bidang Komunikasi, Media, dan Pelayanan Publik Renanda Bachtar, serta Direktur Film, Animasi, dan Video Doni Setiawan.
Turut hadir pula dari BASE Entertainment, Co-Founder Ben Soebiakto, Co-Chief Executive Aoura Lovenson C, Manajer Distribusi Angga Rulianto, Distribution Executive Siska Diah Ayu, dan Asisten Produser Theo Napitupulu.
Baca Juga: Freedom Flotilla Kerahkan Konvoi 11 Kapal Tambahan Menuju Gaza
(Sumber: Antara)