Starbucks (Pixabay)
Ntvnews.id, Jakarta - Emiten pengelola jaringan Starbucks Indonesia PT MAP Boga Adiperkasa Tbk (MAPB) mencatat kerugian bersih sebesar Rp108,69 miliar sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2025.
Jumlah ini meningkat 37,36 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencatat rugi Rp79,13 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan dari keterbukaan informasi BEI yang dikutip padaKamis 6 November 2025, rugi bersih pada periode sama tahun lalu sebesar Rp79,13 miliar.
Selain gerai kopi Starbucks di Indonesia, MAPB menaungi beberapa anak usaha lainnya dari MAPB antara lain PT Sari Pizza Indonesia (Pizza Marzano), PT Sari Food Lestari (Paul Bakery), dan PT Premier Dougnut Indonesia (Krispy Kreme, Toast Box).
Baca juga: Purbaya Dapat Laporan PNS Bea Cukai Nongkrong di Starbucks: Kalau Ada Lagi, Saya Pecat!
PT Sari IceCream Indonesia (Coldstone Creamery, Godiva), PT Agung Mandiri Lestari (Genki Sushi), PT Sari Sandwich Indonesia (Subway), dan perusahaan produsen roti PT Roti Boga Adiperkasa.
Adapun, perseroan mengakui tengah menghadapi tantangan besar karena adanya narasi negatif terkait boikot.
"Beredar narasi yang salah yang mengaitkan Starbucks dengan konflik di Israel. Kami tegaskan, Starbucks tidak memiliki gerai, karyawan, ataupun kegiatan operasional di Israel, dan memang sudah tidak ada sejak tahun 2008," sebagaimana diungkap dalam hasil Public Expose di Keterbukaan informasi BEI.
Dampak dari informasi yang salah itu sangat terasa, dimana karyawannya yang berjumlah sekitar 7.500 orang, termasuk keluarga mereka bahkan anak-anak mereka, mengalami tekanan dan pertanyaan hanya karna memakai logo Starbucks atau menggunakan produknya.
Baca juga: CEO Starbucks Mundur, Brian Niccol Siap Gantikan Laxman Narasimhan
"Pada nyatanya, Starbucks memberikan kontribusi besar untuk Indonesia. Kami adalah pengguna terbesar kopi Arabika asal Indonesia di seluruh dunia, membawa kopi Indonesia ke konsumen di berbagai negara. Melalui bisnis kami, kami mendukung lebih dari 100.000 orang, termasuk petani, pemasok, kontraktor, pemilik gedung, dan tentu saja para karyawan kami," tandasnya.
Ikuti Whatsapp Channel NTVNEWS.ID
