Bahlil Dorong Gas Murah untuk Sektor Industri Mulai 2027

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 28 Okt 2025, 20:22
thumbnail-author
Naurah Faticha
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memberi paparan, di Jakarta, Selasa, 28 Oktober 2025. ANTARA/Putu Indah Savitri Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memberi paparan, di Jakarta, Selasa, 28 Oktober 2025. ANTARA/Putu Indah Savitri (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menargetkan pemenuhan pasokan gas murah melalui kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) bagi sektor industri pada tahun 2027.

“Kami dorong agar 2027 ini semuanya (industri) bisa ter-cover. Industri akan ter-cover,” ujar Bahlil saat memaparkan programnya di Jakarta, Selasa, 28 Oktober 2025.

Bahlil menjelaskan, selama 2025-2026, Indonesia memiliki pasokan gas berlimpah. Namun, sebagian gas sudah dialokasikan untuk ekspor, karena masing-masing Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) telah menandatangani kontrak ekspor sebesar 30 persen. Hal ini membuat pasokan gas domestik tidak sepenuhnya tersedia.

Dia menambahkan, pada 2027, sejumlah blok migas besar akan mulai produksi (on stream). Contohnya proyek gas lepas pantai Kalimantan Timur yang dikelola ENI dengan kapasitas sekitar 1.000 MMscfd, Blok Andaman Selatan oleh Mubadala Energy tahap pertama dengan kapasitas 300 MMscfd, serta beberapa lapangan gas di Papua dan Jawa Timur.

Baca Juga: Bahlil Ungkap Indonesia–Brasil Perkuat Kemitraan Energi Terbarukan Berbasis Etanol Ramah Lingkungan

“Itu semua kita on stream (produksinya) ke dalam negeri,” kata Bahlil.

Saat ini, pemberian HGBT tercantum dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 255K Tahun 2024 tentang pengguna gas bumi tertentu untuk sektor industri. Tujuh sektor industri yang menjadi penerima HGBT antara lain pupuk, petrokimia, oleokimia, baja, kaca, dan sarung tangan.

Bahlil menambahkan, harga gas untuk energi sekitar 7 dolar AS per MMBTU, sedangkan untuk bahan baku 6,5 dolar AS per MMBTU. “HGBT tetap kami berikan. Kami berikan, tapi ukurannya yang mungkin tidak seperti ekspektasi. Karena HGBT itu harganya 6,5 dolar AS dan 7 dolar AS, sementara harga pasar sekarang itu 10-11 dolar AS per MMBTU,” ujarnya.

Baca Juga: Bahlil Tegaskan Tak Ada Isu Kelangkaan Minyak Goreng Akibat Program B50

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita memastikan pemerintah akan menambah pasokan HGBT untuk industri manufaktur. Agus menjelaskan sebanyak 225 perusahaan industri ditetapkan sebagai penerima HGBT dengan total kuota 693,307 BBUTD.

Lebih lanjut, Agus menyampaikan pemerintah berkomitmen memastikan seluruh sektor industri yang berhak menerima HGBT dapat menikmati insentif tersebut.

(Sumber: Antara) 

x|close