Saham Perbankan dan Komoditas Berpeluang Menguat di Era Prabowo-Gibran

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 20 Okt 2025, 17:40
thumbnail-author
Naurah Faticha
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ilustrasi - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa (tengah), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar (kiri), dan Dirut Kliring Penjaminan Efek Indonesia Iding Pardi (kanan) mengikuti dialog bersama pelaku pasar modal di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis, 9 Oktober 2025. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc. Ilustrasi - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa (tengah), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar (kiri), dan Dirut Kliring Penjaminan Efek Indonesia Iding Pardi (kanan) mengikuti dialog bersama pelaku pasar modal di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis, 9 Oktober 2025. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Pengamat pasar modal Reydi Octa menilai saham-saham sektor perbankan dan komoditas di pasar saham Indonesia berpeluang melanjutkan tren penguatan atau bullish dalam waktu dekat.

Ia menjelaskan, potensi tersebut didorong oleh kebijakan-kebijakan pemerintah yang memberi sentimen positif terhadap sektor terkait selama satu tahun masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

"Dalam waktu dekat, sektor perbankan yang sensitif terhadap suku bunga, komoditas logam, nikel dan emas yang harganya kian naik berpotensi akan bullish ke depan," ujar Reydi kepada ANTARA di Jakarta, Senin, 20 Oktober 2025.

Menurut Reydi, sejumlah kebijakan seperti pelonggaran kebijakan moneter, dorongan biodiesel di industri kelapa sawit, peningkatan anggaran di sektor kesehatan, serta penundaan kebijakan cukai rokok telah menjadi katalis positif dari sisi domestik.

Baca Juga: Kemenperin: Manufaktur Tumbuh 4,94 Persen di Tahun Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain itu, ia menyoroti kebijakan pengalihan dana saldo anggaran lebih (SAL) dari Bank Indonesia (BI) ke Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), serta rencana investasi Danantara Indonesia untuk menempatkan likuiditas di pasar saham nasional sebagai faktor tambahan yang memperkuat prospek positif tersebut.

"Langkah pemindahan dana BI ke Himbara, serta rencana investasi Danantara menambah likuiditas dan arus dana ke IHSG menambah momentum positif," ujar Reydi.

Kebijakan-kebijakan itu, lanjutnya, telah diterbitkan selama satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka sejak 20 Oktober 2024.

Baca Juga: Prabowo Sebut Capaian Ekonomi Indonesia Jadi Salah Satu Terbaik di Dunia

Reydi memproyeksikan pasar saham Indonesia masih berpotensi melanjutkan penguatan, dengan catatan defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) serta pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dapat terkendali.

Selain itu, ia menekankan pentingnya stabilitas hubungan luar negeri agar risiko ketidakpastian global, baik dari sisi geopolitik maupun ekonomi, dapat diredam.

Berdasarkan data perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin pukul 13.42 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 159,29 poin atau 2,01 persen ke posisi 8.074,94.

Sementara itu, secara tahunan (year on year/yoy) atau selama satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran, IHSG telah naik 319,13 poin atau 4,11 persen ke level 8.078,10.

(Sumber: Antara)

x|close