Luhut Sebut Prabowo Akan Terbitkan Keppres untuk Tuntaskan Utang KCIC

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 16 Okt 2025, 19:45
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menjawab pertanyaan wartawan saat wawancara cegat usai kegiatan “1 tahun Prabowo-Gibran: Optimism 8% Economic Growth” di Jakarta, Kamis 16 Oktober 2025. (ANTARA/Imamatul Silfia) Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menjawab pertanyaan wartawan saat wawancara cegat usai kegiatan “1 tahun Prabowo-Gibran: Optimism 8% Economic Growth” di Jakarta, Kamis 16 Oktober 2025. (ANTARA/Imamatul Silfia) (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto akan segera menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) untuk menyelesaikan utang proyek Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) atau Whoosh.

“Kita tinggal tunggu Keppres saja,” ujar Luhut usai menghadiri acara “1 Tahun Pemerintahan Prabowo–Gibran: Optimism 8% Economic Growth” di Jakarta, Kamis, 16 Oktober 2025.

Luhut menjelaskan, Presiden Prabowo akan membentuk tim khusus yang akan membahas strategi penyelesaian utang proyek tersebut. Ia menambahkan, dirinya telah berkoordinasi dengan Chief Executive Officer (CEO) Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, Rosan Roeslani, dan keduanya sepakat bahwa persoalan utang KCIC perlu ditangani secara bersama-sama.

Terkait dengan mekanisme pembayaran, Luhut menyebut penyelesaian utang akan ditempuh melalui skema restrukturisasi. Meski begitu, ia belum menjelaskan secara rinci sumber dana yang akan digunakan. Salah satu opsi yang sedang dipertimbangkan adalah pembayaran melalui dividen dari BUMN.

Namun, Luhut memastikan bahwa pelunasan utang KCIC tidak akan menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Tidak ada yang pernah meminta APBN. Restrukturisasi. Saya sudah bicara dengan pihak China karena sejak awal saya terlibat dalam proyek itu,” katanya.

Baca Juga: Luhut Siap Temui Mendag AS untuk Dorong Negosiasi Tarif Komoditas

Ia menegaskan, proyek transportasi publik seperti KCIC tidak dirancang untuk menghasilkan keuntungan finansial, melainkan memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat.
“Tidak ada transportasi publik di dunia ini yang menguntungkan. Semuanya pasti mendapat subsidi dari pemerintah, tapi tentu subsidi itu harus terukur,” ucapnya.

Sebelumnya, CEO Danantara Indonesia Rosan Roeslani mengatakan bahwa proses penyelesaian utang KCIC masih dalam tahap evaluasi internal. Hingga kini, belum ada komunikasi formal dengan pihak manapun, termasuk Kementerian Keuangan.

Rosan menjelaskan, setiap keputusan di Danantara akan diambil secara hati-hati dan melalui proses yang terstruktur. “Kami akan duduk bersama dengan kementerian terkait untuk menentukan opsi terbaik sebelum hasilnya disampaikan kepada publik,” ujarnya.

Sementara itu, Chief Operating Officer (COO) Danantara Dony Oskaria sebelumnya telah mengungkapkan dua skema yang sedang dikaji. Pertama, melalui penambahan ekuitas atau penyertaan modal tambahan. Kedua, dengan mengambil alih infrastruktur proyek dan menjadikannya aset negara, sebagaimana diterapkan pada industri perkeretaapian di negara lain.

Sebagai informasi, total investasi proyek KCIC mencapai sekitar 7,27 miliar dolar AS atau setara Rp120,38 triliun, di mana sekitar 75 persen dananya berasal dari pinjaman China Development Bank (CDB) dengan bunga sebesar 2 persen per tahun.

(Sumber : Antara)

x|close