Luhut Siap Temui Mendag AS untuk Dorong Negosiasi Tarif Komoditas

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 14 Agu 2025, 12:00
thumbnail-author
Muhammad Fikri
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan saat ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu, 13 Agustus 2025. Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan saat ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu, 13 Agustus 2025. (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan berencana bertemu Menteri Perdagangan Amerika Serikat Howard Lutnick guna mempercepat negosiasi lanjutan penurunan tarif sejumlah komoditas unggulan Indonesia yang dijual ke pasar AS. 

Luhut mengatakan, pertemuan dengan Lutnick kemungkinan akan berlangsung pada September 2025.

“Saya sudah minta waktu, izin ke Presiden (Prabowo Subianto) untuk bertemu dengan Secretary (Howard) Lutnick karena dia teman baik juga,” ujarnya di kantornya, Rabu, 13 Agustus 2025.

Baca Juga: Luhut Kembali Maju Sebagai Calon Ketua Umum PB PASI

Dalam pertemuan itu, Luhut akan membawa data terkait komoditas unggulan Indonesia yang tidak diproduksi di Amerika Serikat. Harapannya, produk-produk tersebut dapat dibebaskan dari tarif impor 19 persen yang berlaku saat ini, bahkan ditekan hingga 0 persen.

Menurutnya, Indonesia kini memiliki posisi tawar yang lebih kuat dalam melanjutkan pembicaraan dengan Washington DC. Luhut menilai pemerintah berhasil melunakkan sikap Presiden AS Donald Trump beserta timnya, sehingga memperoleh tarif resiprokal yang relatif rendah di kawasan ASEAN.

“Dengan (tarif resiprokal) 19 persen, selisih 1 persen dengan Vietnam,” kata Luhut.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Budi Santoso memastikan negosiasi dengan Amerika Serikat tetap berjalan meski tarif impor 19 persen telah berlaku sejak 7 Agustus 2025. Ia menegaskan, penurunan tarif masih terbuka, seperti yang terjadi sebelumnya dari 32 persen menjadi 19 persen.

Baca Juga: Luhut luncurkan Yayasan Padi Kapas Indonesia, Tekankan 3 Pilar Pemikiran Dr Syahrir

Budi menjelaskan bahwa Indonesia masih diberi kesempatan berunding oleh Presiden Donald Trump. Kesempatan itu akan dimanfaatkan untuk meminta tarif 0 persen bagi komoditas yang tidak diproduksi di AS. Namun, ia enggan merinci komoditas apa saja yang sedang diperjuangkan.

“Dulu 32 persen, setelah 32 persen kan ditunda 3 bulan ya kan. Nah, 3 bulan kan berlaku 10 persen kan, artinya di 3 bulan itu kan ada proses negosiasi terus, akhirnya dapat 19 persen kan. Nah ini dapat 19 persen tapi kan masih ada berunding yang lain lagi yang kita usahakan untuk 0 persen itu sampai 1 September,” jelasnya.

Adapun tarif resiprokal sebesar 19 persen antara Indonesia dan Amerika Serikat telah diumumkan pemerintah AS kepada 92 negara lainnya, dan resmi berlaku mulai 7 Agustus 2025.

Baca Juga: Warga Bali Digegerkan dengan jasad Pria Tergantung

(Sumber: Antara)

x|close