Menkeu Purbaya: Defisit APBN Rp371,5 Triliun per September

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 14 Okt 2025, 15:34
thumbnail-author
Naurah Faticha
Penulis
thumbnail-author
Muslimin Trisyuliono
Penulis
thumbnail-author
Tim Redaksi
Editor
Bagikan
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa melaporkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) defisit Rp371,5 triliun hingga akhir September 2025 Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa melaporkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) defisit Rp371,5 triliun hingga akhir September 2025 (Ntvnews.id-Muslimin Trisyuliono)

Ntvnews.id, Jakarta – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan bahwa realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 hingga 30 September mencatat defisit sebesar Rp371,5 triliun, atau 1,56 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

“Sampai dengan akhir triwulan III-2025, kinerja APBN tetap terjaga dengan defisit 1,56 persen PDB dan keseimbangan primer yang positif,” ujar Purbaya dalam konferensi pers APBN KiTa Edisi Oktober 2025 di Jakarta, Selasa, 14 Oktober 2025.

Dari sisi pendapatan, penerimaan negara mencapai Rp1.863,3 triliun, atau 65 persen dari proyeksi APBN 2025. Angka tersebut turun 7,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebesar Rp2.008,6 triliun.

Menurut Purbaya, pelemahan tersebut terutama dipicu oleh penurunan harga komoditas global yang berdampak pada penerimaan sektor migas dan pertambangan.

Penerimaan perpajakan tercatat Rp1.516,6 triliun, atau 63,5 persen dari target, mengalami kontraksi 2,9 persen dibandingkan tahun lalu.

Baca Juga: Utang Whoosh Bengkak Rp116 T, Purbaya Ogah Bayar Pakai APBN

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengadakan pertemuan dengan sejumlah direksi perbankan pelat merah dan swasta serta perusahaan sekuritas di Gedung Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Senin 13 Oktober 2025.  <b>(Ntvnews.id-Muslimin Trisyuliono)</b> Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengadakan pertemuan dengan sejumlah direksi perbankan pelat merah dan swasta serta perusahaan sekuritas di Gedung Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Senin 13 Oktober 2025. (Ntvnews.id-Muslimin Trisyuliono)

Secara rinci, penerimaan pajak menurun 4,4 persen dengan realisasi Rp1.295,3 triliun (62,4 persen dari target), sedangkan penerimaan kepabeanan dan cukai justru naik 7,1 persen menjadi Rp221,3 triliun (71,3 persen dari target).

“Penurunan harga komoditas seperti batu bara dan sawit menyebabkan penerimaan pajak penghasilan (PPh) badan dan pajak pertambahan nilai (PPN) dalam negeri sedikit tertahan. Namun, sektor manufaktur dan jasa masih memberikan kontribusi positif terhadap penerimaan,” kata Purbaya.

Adapun penerimaan negara bukan pajak (PNBP) tercatat Rp344,9 triliun, atau 72,3 persen dari proyeksi, turun 19,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Dari sisi belanja negara, realisasi mencapai Rp2.234,8 triliun, atau 63,4 persen dari target, sedikit menurun 0,8 persen dari tahun lalu yang mencapai Rp2.251,8 triliun.

  • Belanja pemerintah pusat (BPP) tercatat Rp1.589,9 triliun (59,7 persen dari target), turun 1,6 persen.
  • Belanja kementerian/lembaga (K/L) sebesar Rp800,9 triliun (62,8 persen dari target) turun 0,3 persen
  • Belanja non-K/L mencapai Rp789 triliun (56,8 persen dari target) turun 2,9 persen.

Baca Juga: Kemenkeu Lelang 7 Seri Sukuk Senilai Rp7 Triliun untuk Pembiayaan APBN 2025

Sebaliknya, transfer ke daerah (TKD) tumbuh 1,5 persen menjadi Rp644,9 triliun, atau 74,6 persen dari proyeksi.

“Efektivitas belanja didorong oleh pelaksanaan program prioritas, bantuan sosial (bansos), dan belanja modal infrastruktur,” tutur Purbaya.

Dengan capaian tersebut, keseimbangan primer masih menunjukkan surplus sebesar Rp18 triliun, menandakan proses konsolidasi fiskal yang terus berlangsung.

Purbaya menegaskan bahwa kinerja tersebut mencerminkan APBN yang tetap kredibel dan adaptif, mampu menjaga keseimbangan antara dukungan terhadap pemulihan ekonomi serta keberlanjutan fiskal jangka menengah.

(Sumber: Antara) 

x|close