Mentan Amran Cabut Izin 2.039 Kios Pupuk Subsidi Nakal, Rugikan Petani Rp6 Triliun

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 13 Okt 2025, 12:45
thumbnail-author
Muslimin Trisyuliono
Penulis
thumbnail-author
Tim Redaksi
Editor
Bagikan
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (tengah), didampingi Wakil Menteri Pertanian Sudaryono (kedua kiri), Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi (kedua kanan) dan pejabat lainnya memberi keterangan kepada awak media di Jakarta, Senin (13/10/ Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (tengah), didampingi Wakil Menteri Pertanian Sudaryono (kedua kiri), Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi (kedua kanan) dan pejabat lainnya memberi keterangan kepada awak media di Jakarta, Senin (13/10/ (ANTARA/Harianto)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melaporkan bahwa pemerintah mencabut izin 2.039 kios, distributor, dan pengecer pupuk subsidi yang terbukti melakukan pelanggaran.

Hal tersebut sebagai langkah tegas melindungi kepentingan petani di seluruh Indonesia.

"Ada keluhan petani seluruh Indonesia, kami temukan ada 2.039 kios, distributor, pengecer yang bermasalah, hari ini kami umumkan izinnya dicabut," ucap Mentan, Senin 13 Oktober 2025.

Lanjut kata Mentan, langkah pencabutan izin tersebut dilakukan setelah investigasi awal menemukan ribuan kasus pelanggaran berupa kenaikan harga pupuk bersubsidi jenis NPK, urea 18 hingga 20 persen dari harga eceran tertinggi yang merugikan petani secara signifikan.

"Karena kami sudah cek satu-satu. Teman-teman kami turunkan tim mengecek, dan bukti-buktinya ada. Banyak yang mengeluh akhirnya kami turunkan tim silent ke lapangan cek langsung. Kami temukan langsung harganya, pembelian pupuk, buktinya kita ambil, kita simpan," jelas Amran.

Baca juga: Istana Beberkan Alasan Prabowo Tunjuk Mentan Amran Pimpin Badan Pangan Nasional 

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan data terbaru mengenai swasembada pangan, khususnya beras dan rencana hilirisasi sejumlah komoditas hortikultura dalam sesi jumpa pers di Kantor Presiden Istana Kepresidenan RI Jakarta, Kamis <b>(Antara)</b> Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan data terbaru mengenai swasembada pangan, khususnya beras dan rencana hilirisasi sejumlah komoditas hortikultura dalam sesi jumpa pers di Kantor Presiden Istana Kepresidenan RI Jakarta, Kamis (Antara)

Kementerian Pertanian memperkirakan kerugian akibat praktik curang tersebut mencapai Rp600 miliar per tahun, dan jika dibiarkan selama satu dekade, potensi kerugian petani bisa menembus Rp6 triliun.

Amran menegaskan, tindakan tegas ini sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto agar sektor sarana produksi pertanian bersih dari praktik manipulasi yang merugikan petani sebagai ujung tombak ketahanan pangan nasional.

Pemerintah memastikan pencabutan izin tidak akan mengganggu distribusi pupuk, karena seluruh pasokan telah diperhitungkan agar kebutuhan petani tetap terpenuhi terutama pada masa puncak tanam Desember hingga Januari.

"Tapi (jika ada) yang menganggap bahwa mereka benar boleh menyampaikan klarifikasi kepada direksi (Pupuk Indonesia). Tetapi hari ini kita cabut, ini nggak boleh, nggak boleh terjadi. Ini permainan sudah lama," tegasnya.

Kementerian juga menyiapkan langkah penggantian kios bermasalah dengan mitra baru yang lebih profesional, termasuk mendorong Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (Kopdes Merah Putih) menjadi rantai distribusi pupuk agar jalur pasok lebih pendek dan efisien.

Baca juga: Prabowo Tunjuk Mentan Amran Sulaiman Gantikan Arief Prasetyo Adi sebagai Kepala Bapanas

Amran menjelaskan, perbaikan tata kelola pupuk itu bertujuan memastikan subsidi tepat sasaran, sehingga kesejahteraan petani meningkat dan produktivitas pertanian nasional dapat terdorong menuju kemandirian serta swasembada pangan berkelanjutan.

Dengan tersedianya stok pupuk sebesar 9,5 juta ton, di mana 5,9 juta ton telah tersalurkan, pemerintah optimistis sistem distribusi yang baru akan memperkuat ketahanan pangan nasional secara menyeluruh. (Sumber:Antara)

x|close