Ntvnews.id, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memanggil pengelola stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta untuk membahas persoalan belum terealisasinya pembelian base fuel dari bahan bakar minyak (BBM) impor yang telah disediakan Pertamina.
Direktur Jenderal (Dirjen) Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, mengungkapkan bahwa pertemuan dengan para pengelola SPBU tersebut akan dilaksanakan pada Jumat sore di Kantor Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM sekitar pukul 15.30 WIB.
"Di Kantor Migas, jadi mungkin kita tunggu saja nanti sore ya. Info yang lebih pasti lagi mengenai kesepakatan yang ada," ujar Laode ketika ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat siang, 3 Oktober 2025.
Ia menambahkan, pihaknya akan melakukan pertemuan dengan pengusaha SPBU untuk melakukan negosiasi terkait kesepakatan antarbadan usaha.
"Ini kesepakatan tersebut saya akan dapatkan secara lengkap pada saat rapat nanti sore pukul 15.30 WIB," katanya.
Baca Juga: ESDM: Pertamina Serap BBM yang Ditolak Vivo
Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa SPBU swasta seperti Shell, Vivo, British Petroleum (BP), dan Exxon Mobil telah menyetujui rencana pembelian tambahan stok BBM dengan mekanisme impor melalui Pertamina.
Langkah ini ditempuh sebagai upaya mengatasi kelangkaan BBM yang belakangan dialami sejumlah SPBU swasta, di antaranya Shell dan BP, sejak Agustus 2025.
Bahlil juga menjelaskan bahwa dalam kesepakatan tersebut, pihak SPBU swasta mengajukan beberapa persyaratan. Salah satunya, BBM yang dibeli harus berupa BBM murni (base fuel) yang nantinya akan dicampur sendiri di tangki SPBU masing-masing.
Namun hingga kini, belum ada satu pun SPBU swasta yang merealisasikan pembelian base fuel dari Pertamina.
(Sumber: Antara)