IHSG Dibuka Menguat ke 7.929, Rupiah Kokoh Rp16.385 per Dolar AS

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 8 Sep 2025, 09:52
thumbnail-author
Muslimin Trisyuliono
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Pegawai memotret layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (3/4/2023). Pegawai memotret layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (3/4/2023). (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/tom/aa.)


Ntvnews.id
, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin 8 September 2025 bergerak menguat di tengah pelaku pasar mencermati data cadangan devisa Indonesia periode Agustus 2025.

Dikutip dari Antara, IHSG dibuka menguat 61,71 poin atau 0,78 persen ke posisi 7.929,06.

Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 10,53 poin atau 1,32 persen ke posisi 810,33.

"IHSG diperkirakan bergerak konsolidasi pada kisaran 7.800- 7.950," ujar Analis Phintraco Sekuritas Ratna Lim dalam kajiannya.

Baca juga: Harga Emas Antam Hari Ini Stabil, Segram Dibanderol Rp2.060.000

Dari dalam negeri, pelaku pasar masih akan mencermati perkembangan situasi keamanan, sosial dan politik di dalam negeri, setelah sebelumnya sempat mengalami dinamika pada pekan-pekan sebelumnya.

Di sisi lain, pelaku pasar akan mencermati data cadangan devisa Indonesia periode Agustus 2025 yang akan dirilis oleh Bank Indonesia (BI), cadangan devisa periode Juli 2025 berada di level 152,0 miliar dolar Amerika Serikat (AS).

Selain itu, pelaku pasar akan menantikan rilis penjualan otomotif, consumer confidence, serta retail sales.

Dari mancanegara, pelaku pasar akan mencermati data Consumer Price Index (CPI) dan Producer Price Index (PPI) di AS yang akan dirilis pada pekan ini.

Baca juga: Rusia Luncurkan 805 Drone, Gedung Pemerintah Ukraina Luluh Lantah

Data ketenagakerjaan atau NonFarm Payrolls (NFP) AS pada Agustus 2025 tercatat sebanyak 22.000, atau jauh lebih rendah dari estimasi sebanyak 75.000, dengan tingkat pengangguran naik di level 4.3 persen, sesuai dengan perkiraan.

Melemahnya data tenaga kerja AS semakin meningkatkan potensi penurunan suku bunga The Fed pada September 2025, namun di sisi lain juga menimbulkan kekhawatiran terhadap potensi perlambatan ekonomi AS.

Dari kawasan Eropa, European Central Bank (ECB) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap serta merilis proyeksi makro ekonomi. Adapun, Jerman, Perancis dan Inggris akan merilis data industrial production.

Dari kawasan Asia, China akan merilis data inflasi serta adanya potensi diumumkan kebijakan ekonomi.

Bursa saham Eropa ditutup melemah pada perdagangan Jumat (5/9) pekan lalu, diantaranya Euro Stoxx 50 melemah 0,53 persen, indeks FTSE 100 Inggris melemah 0,09 persen, indeks DAX Jerman turun 0,73 persen, serta indeks CAC Prancis turun 0,31 persen.

Bursa saham AS di Wall Street juga ditutup melemah pada perdagangan Jumat (5/9), diantaranya Dow Jones Industrial Average turun 220,43 poin atau 0,48 persen menjadi 45.400, indeks S&P 500 turun 20,58 poin atau 0,32 persen ke 6.481, serta indeks Nasdaq Composite melemah 7,31 poin atau 0,03 persen ke 21.700.

Bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikkei menguat 623,35 poin atau 1,46 persen ke 43.642,00, indeks Shanghai menguat 1,22 poin atau 0,06 persen ke 3.814,01, indeks Hang Seng menguat 25,52 poin atau 0,13 persen ke 25.448,55, dan indeks Strait Times melemah 3,42 poin atau 0,08 persen ke 4.303,21.

Sementara itu, nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Senin (8/9) di Jakarta menguat sebesar 48 poin atau 0,29 persen menjadi Rp16.385 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.433 per dolar AS.

x|close