Sri Mulyani Pamer Angka Kemiskinan dan Pengangguran Turun, Ini Buktinya

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 2 Sep 2025, 18:43
thumbnail-author
Muslimin Trisyuliono
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Menteri Keuangan Sri Mulyani Menteri Keuangan Sri Mulyani

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani melaporkan tren terkait kondisi ketenagakerjaan dan kemiskinan di Indonesia.

Ia mengatakan bahwa tingkat pengangguran dan kemiskinan terus menunjukkan perbaikan konsisten.

" Tingkat pengangguran mengalami penurunan yang cukup konsisten semenjak 2021, yaitu waktu kejadian covid-19 yang menyebabkan pengangguran waktu itu melonjak karena semua kegiatan ekonomi berhenti," ucap Sri Mulyani dalam Rapat Kerja bersama Komite IV, Selasa 2 September 2025.

Bendahara Negara itu menyebut tingkat pengangguran tahun 2021 sempat mencapai 8,7 juta orang atau 6,26 persen. 

Baca juga: Sri Mulyani Janji Tidak Ada Kenaikan Tarif Pajak Tahun 2026

Namun hingga 2025, ia mencatat terjadi menurun menjadi 7,3 juta orang atau 4,76 persen. 

"Tingkat pengangguran tahun 2021 di 6,26 persen. Kemudian menurun secara konsisten setiap tahun dari 2022 hingga yang terakhir di 2025 posisi pada kuartal ke II yaitu di 4,76 persen," ungkapnya.

Kendati demikian, scara jumlah angka pengangguran tahun ini yang tercatat 7,3 juta orang, sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang 7,2 juta orang.

Bergeser ke tingkat kemiskinan juga menunjukkan tren penurunan. 

Sri Mulyani mengungkapkan, persentase penduduk miskin kini berada di bawah 9 persen, tepatnya 8,47 persen. 

Angka ini turun dari tahun sebelumnya atau 2024 yang masih 9,03 persen.

Baca juga: Sri Mulyani Suntik Bank Himbara Rp16 Triliun untuk Danai Kopdes Merah Putih

"Untuk tingkat kemiskinan kita lihat penurunan dari tingkat kemiskinan dibawah 9 persen, yaitu 8,47 persen. Cukup signifikan penurunannya dibandingkan tahun sebelumnya yang 9 persen," ungkap Sri Mulyani.

"Jumlah penuduk miskin dalam hal ini adalah 2,39 juta lebih rendah dibandingkan tahun 2024 yang sebesar 25,2 juta. Tentu ini adalah perkembangan positif yang harus tetap kita jaga," tutupnya.

x|close