Ntvnews.id, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis 21 Agustus 2025 bergerak melemah seiring pelaku pasar bersikap “wait and see” terhadap pidato Ketua The Fed Jerome Powell.
Dikutip dari Antara, IHSG dibuka melemah 39,99 poin atau 0,50 persen ke posisi 7.903,83.
Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 0,91 poin atau 0,11 persen ke posisi 827,86.
"Diperkirakan IHSG berpotensi melanjutkan penguatan menguji level 7.970 sampai 8.000,” ujar Analis Phintraco Sekuritas Ratna Lim dalam kajiannya.
Baca juga: Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp24.000, Segram Tembus Rp1.914.000
Dari mancanegara, pelaku pasar bersikap “wait and see” terhadap pidato Ketua Fed Jerome Powell dalam simposium Jackson Hole pada Jumat (22/08), yang akan menjadi rujukan arah kebijakan moneter The Fed pada pertemuan September 2025.
Sementara itu, risalah rapat The Fed Juli 2025 menunjukkan para pejabat The Fed khawatir tentang kondisi pasar tenaga kerja dan inflasi di Amerika Serikat (AS), meskipun sebagian besar sepakat masih terlalu dini untuk menurunkan suku bunga.
Pada saat itu, The Fed kembali mempertahankan suku bunga, namun dua gubernur The Fed menyatakan ketidaksetujuan, menandai pertama kalinya dua pejabat The Fed yang memiliki hak suara melakukannya sejak 1993.
Dari kawasan Asia, bank sentral China (PBOC) mempertahankan Loan Prime Rate 1 tahun pada level 3 persen dan jangka waktu 5 tahun pada 3,5 persen, yang merupakan rekor terendah, yang mana selama tiga bulan berturut-turut PBOC mempertahankan suku bunga pada level tersebut, meskipun beberapa data ekonomi menunjukkan pelemahan.
Dari dalam negeri, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) Bulan Agustus 2025 memutuskan penurunan BI-Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi di level 5 persen, atau penurunan ke empat kalinya pada tahun ini, dan menjadi level yang terendah sejak Oktober 2022.
Baca juga: AS Tarik Udang Impor dari Indonesia, Diduga Terkontaminasi Cesium-137
Pertumbuhan kredit pada Juli 2025 tercatat sebesar 7,03 persen year on year (yoy),melambat dari 7,77 persen (yoy) pada Juni 2025 atau level terendah sejak Maret 2022, yang mencerminkan melemahnya daya beli, turunnya kelas menengah dan meningkatnya kehati-hatian bank dalam mengucurkan kredit.
Pada perdagangan Rabu (20/08), bursa saham Eropa ditutup mayoritas melemah, di antaranya Euro Stoxx 50 melemah 0,22 persen, indeks FTSE 100 Inggris menguat 1,08 persen, indeks DAX Jerman turun 0,60 persen, serta indeks CAC Prancis melemah 0,08 persen.
Bursa saham AS di Wall Street juga ditutup mayoritas melemah pada perdagangan Rabu (20/08), diantaranya Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 16,04 poin atau 0,04 persen menjadi 44.938,31, indeks S&P 500 turun 15,59 poin atau 0,24 persen menjadi 6.395,78, dan Nasdaq Composite Index melemah 142,09 poin atau 0,67 persen menjadi 21.172,86.
Bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikkei melemah 233,52 poin atau 0,56 persen ke 42.647,00, indeks Shanghai menguat 15,15 poin atau 0,43 persen ke 3.782,87, indeks Hang Seng menguat 8,56 poin atau 0,03 persen ke 25.175,55, dan indeks Strait Times menguat 4,38 poin atau 0,11 persen ke 4.224,45.
Sementara itu, nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Kamis (21/8) di Jakarta melemah sebesar 4 poin atau 0,02 persen menjadi Rp16.275 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.271 per dolar AS.