Ntvnews.id, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI merespons keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga acuan menjadi 5,25 persen pada Juli 2025.
Direktur Utama BRI Hery Gunardi memandang, penurunan suku bunga acuan menjadi sinyal positif mendorong pertumbuhan penyaluran kredit.
"Penurunan BI-Rate menjadi 5,25 persen ini adalah sinyal positif bagi perekonomian nasional dan juga memberikan angin segar bagi sektor perbankan termasuk BRI,” ucap Hery, Kamis 31 Juli 2025.
Hery menjelaskan bahwa penurunan suku bunga acuan akan berdampak langsung terhadap penurunan cost of fund (CoF) perbankan.
Baca juga: Perkuat Fundamental Bisnis Melalui Transformasi, BRI Cetak Laba Rp 26,53 Triliun
BRI akan menyesuaikan pricing dana, terutama pada instrumen berbiaya tinggi seperti deposito, sehingga memberi ruang lebih luas untuk ekspansi pembiayaan secara selektif dan terukur.
“Tren penurunan suku bunga acuan kami proyeksikan akan memperkuat likuiditas dan efisiensi struktur biaya dana,” ungkapnya.
Menurutnya hal ini sejalan dengan strategi BRI dalam mengoptimalkan pendanaan berbasis dana murah atau current account saving account (CASA).
Dari sisi kredit, penurunan BI-Rate juga membuka peluang akselerasi penyaluran kredit melalui transmisi suku bunga pinjaman yang lebih rendah.
Baca juga: Agen BRILink Capai 1,2 Juta, Transaksi Tembus Rp843 Triliun
BRI akan terus memperkuat fokus pada segmen UMKM yang merupakan tulang punggung perekonomian nasional dan memiliki ketahanan yang baik terhadap dinamika ekonomi.
Tak hanya itu, BRI juga akan tetap menjalankan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit agar pertumbuhan tetap sehat dan berkelanjutan.