Ntvnews.id, Jakarta - Presiden RI Prabowo Subianto menyoroti ketimpangan dalam distribusi manfaat ekonomi nasional yang selama ini dirasakan hanya oleh segelintir pihak. Hal tersebut disampaikan dalam pidato pelaporan kinerja lembaga negara dan pidato kenegaraan menjelang Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan RI dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI-DPD RI 2025 di Ruang Sidang Paripurna MPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat, 15 Agustus 2025.
“Ayat 4, perekonomian nasional diselenggarakan atas dasar demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan. Jadi efisiensi ini perintah UUD tapi ada yang demo lawan efisiensi,” tegas Presiden.
Ia menekankan bahwa prinsip penyelenggaraan ekonomi sebagaimana diatur konstitusi juga mencakup wawasan lingkungan, kemandirian, serta menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Namun, Prabowo mengingatkan, jika UUD tidak dijalankan secara konsisten, distorsi ekonomi akan terjadi.
Baca Juga: Prabowo: Minyak Goreng Langka di Negara Produsen Sawit Terbesar Adalah Hal yang Tidak Masuk Akal
“Terjadilah pemerataan yang tidak cepat, di mana yang menikmati ekonomi kita hanya segelintir orang saja. Terjadilah kondisi di mana pertumbuhan ekonomi rata-rata hanya 5% selama tujuh tahun terakhir tidak tercermin dalam kondisi nyata rakyat Indonesia,” paparnya.
Presiden menilai, kondisi tersebut membuat masih banyak anak kelaparan, petani dan nelayan kesulitan menjual hasil panennya, rakyat yang belum memiliki rumah layak huni, guru yang belum mendapat penghargaan layak, serta keluarga yang tak mampu berobat akibat biaya mahal atau minimnya fasilitas kesehatan di daerah.
Baca Juga: Peringatan Keras Prabowo untuk Orang Besar dan Kuat: Kami Bertindak Atas Nama Rakyat!
Meski demikian, Prabowo mengaku bersyukur atas capaian selama masa pemerintahannya.
"Namun, ketika kita konsisten menjalankan UUD kita, dalam 299 hari ini, Alhamdulillah saya dapat melaporkan bahwa kita telah mencapai kemajuan yang cukup berarti,” ucapnya.
Ia menegaskan, meski dunia tengah dilanda gejolak politik, konflik ekonomi, perang dagang, dan perang tarif, perekonomian Indonesia tetap tumbuh di atas 5%.
“Tumbuh dalam 5,12% dan para pakar yakin bahwa ini akan semakin meningkat di saat-saat yang akan datang,” jelasnya.
Prabowo juga melaporkan bahwa realisasi investasi pada semester pertama 2025 mencapai Rp942 triliun atau naik 13,6% dibandingkan tahun lalu.
“Telah mencapai target APBN 2025 sebelum tahun 2025 berakhir, dan berhasil menyerap tenaga kerja Indonesia 1 juta 200 ribu orang,” pungkasnya.