Ntvnews.id, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmennya untuk menurunkan angka kemiskinan ekstrem menjadi 0% dalam waktu sesingkat-singkatnya.
Hal ini disampaikan dalam pidato pelaporan kinerja lembaga negara dan pidato kenegaraan menjelang HUT ke-80 Kemerdekaan RI, dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI–DPD RI 2025 di Gedung MPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat, 15 Agustus 2025.
"Dalam 10 bulan terakhir saya bersama Kabinet Merah Putih berupaya memerangi kemiskinan dengan pendekatan holistik, pendekatan menyeluruh. Kami ingin angka kemiskinan ekstrim segera turun ke 0% dalam tempo sesingkat-singkatnya," tegas Prabowo.
Baca Juga: Danang Wicaksana Soroti Fokus Pemerintahan Prabowo: Swasembada dan Infrastruktur Jadi Prioritas
Presiden Prabowo Subianto berjalan usai mengantar Presiden Republik Peru Dina Ercilia Boluarte Zegarra usai pertemuan bilateral di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (11/8/2025). Pertemuan bilateral kedua pemimpin negara tersebut membahas menguatan hubun ( ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/app/nym.)
Sebagai langkah strategis, pemerintah membentuk sistem Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) untuk memastikan program bantuan tepat sasaran.
"Sebelumnya kami mendapat laporan masih ada orang kaya yang menikmati subsidi rakyat, dengan sekarang kita ingin tepat sasaran," jelasnya.
Prabowo juga memaparkan keberhasilan pembangunan 100 Sekolah Rakyat yang ditujukan untuk masyarakat dari desil pendapatan terendah.
"Mereka kita asramakan, kita berdayakan dengan kualitas pendidikan yang baik. Anak-anak yang miskin kalau orang tuanya miskin, mereka tidak perlu untuk terus miskin," ujarnya.
Ia menargetkan jumlah Sekolah Rakyat meningkat menjadi 200 pada tahun depan, 300 pada tahun berikutnya, dan terus berkembang. Upaya ini diharapkan dapat memutus rantai kemiskinan secara berkelanjutan.