Yaman Cabut Perjanjian Pertahanan dan Minta UEA Tarik Pasukan

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 30 Des 2025, 20:00
thumbnail-author
Naurah Faticha
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Tangkapan layar menunjukkan kebakaran akibat serangan udara oleh jet tempur Arab Saudi di Pelabuhan Mukalla, Hadramout, Yaman, 30 Desember 2025. (ANTARA/Xinhua/Stringer/aa) Tangkapan layar menunjukkan kebakaran akibat serangan udara oleh jet tempur Arab Saudi di Pelabuhan Mukalla, Hadramout, Yaman, 30 Desember 2025. (ANTARA/Xinhua/Stringer/aa) (Antara)

Ntvnews.id, Istanbul - Pemerintah Yaman secara resmi mencabut perjanjian pertahanan dengan Uni Emirat Arab (UEA) dan meminta negara tersebut segera menarik seluruh pasukan militernya dari wilayah Yaman.

Pernyataan itu disampaikan Ketua Dewan Kepemimpinan Presiden Yaman Rashad al-Alimi dalam pidato yang disiarkan televisi nasional pada Selasa, 30 Desember 2025.

"Seluruh pasukan Emirat harus ditarik mundur dari seluruh wilayah Yaman dalam waktu 24 jam," kata Rashad al-Alimi.

Keputusan tersebut diambil menyusul tudingan bahwa UEA mengirimkan persenjataan kepada pasukan Dewan Transisi Selatan (Southern Transitional Council/STC) yang beroperasi di wilayah selatan Yaman.

Selain mencabut perjanjian pertahanan, pemerintah Yaman juga menetapkan status keadaan darurat nasional selama 90 hari terhitung sejak pengumuman tersebut.

Baca Juga: PBB Serukan Seluruh Pihak Menahan Diri di Tengah Meningkatnya Ketegangan di Yaman

Pemberlakuan keadaan darurat itu diiringi dengan pembatasan aktivitas berupa larangan penerbangan udara dan pergerakan darat selama 72 jam di seluruh pelabuhan serta pos perbatasan Yaman.

Sebelumnya, koalisi militer pimpinan Arab Saudi di Yaman melancarkan serangan udara yang disebut bersifat terbatas dengan sasaran dua kapal di Pelabuhan Mukalla, Yaman bagian timur.

Dalam pernyataan yang disiarkan kantor berita resmi Arab Saudi, juru bicara Pasukan Koalisi Mayor Jenderal Turki al-Maliki mengatakan bahwa dua kapal asal UEA yang tiba di pelabuhan tersebut pada 27–28 Desember 2025 tidak mengantongi izin resmi dari Komando Gabungan Koalisi.

Baca Juga: Serangan Drone AS Tewaskan Dua Oang di Yaman

(Sumber: Antara) 

x|close