Fadli Zon Soroti Urgensi Konservasi Situs Gua Mananga Marapu di Sumba Timur

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 28 Des 2025, 12:14
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Editor
Bagikan
Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengunjungi Situs Gua Mananga Marapu di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, Sabtu 27 Desember 2025. ANTARA/HO-Kementerian Kebudayaan/pri. Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengunjungi Situs Gua Mananga Marapu di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, Sabtu 27 Desember 2025. ANTARA/HO-Kementerian Kebudayaan/pri. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan pentingnya upaya konservasi terhadap Situs Gua Mananga Marapu yang berada di Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, sebagai bagian dari pelestarian warisan sejarah dan budaya.

Dalam kunjungannya ke Situs Gua Mananga Marapu pada Sabtu, 27 Desember 2025, Fadli menyampaikan bahwa kawasan tersebut menyimpan jejak penting sejarah perkembangan Homo sapiens di wilayah Sumba Timur.

“Situs Gua Mananga Marapu di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, ini diduga merupakan sebuah tempat tinggal dan shelter dari Homo sapiens,” kata Fadli sebagaimana dikutip dalam siaran pers kementerian di Jakarta, Minggu, 28 Desember 2025.

Ia menambahkan bahwa di dalam gua tersebut juga ditemukan berbagai lukisan gua atau rock art berupa cap telapak tangan yang menggunakan bahan oker merah.

“Di sini ditemukan juga banyak rock art atau cave painting dari telapak-telapak tangan yang berbahan oker merah,” katanya merujuk pada lukisan-lukisan gua di situs tersebut.

Baca Juga: Menbud Fadli Zon: Kartu Pos Menjadi Media Penting Merekam Sejarah

Menurut Menteri Kebudayaan, konservasi yang dilakukan secara sistematis menjadi kebutuhan mendesak untuk memastikan keberadaan lukisan-lukisan gua tersebut tetap terjaga.

“Sebagian lukisan di Gua Mananga Marapu sudah kelihatan memudar. Dan tentu perlu ada painting di pegunungan karst ini,” katanya.

Selain itu, Fadli juga menyoroti perlunya perlindungan Situs Gua Mananga Marapu dari dampak perubahan iklim yang berpotensi mempercepat kerusakan lukisan gua.

“Bagaimanapun, barisan gua-gua ini masih dijadikan semacam living heritage. Masih ada ritus yang dilakukan di sini, dan mungkin karena perubahan iklim ini bisa membuat warna-warna lukisan dan juga capnya memudar,” katanya.

Ia menilai upaya pelindungan dan pelestarian Situs Gua Mananga Marapu akan semakin optimal apabila gugusan gua tersebut ditetapkan secara resmi sebagai cagar budaya. Untuk itu, kolaborasi lintas instansi dinilai penting guna mempercepat proses penetapan tersebut.

“Mudah-mudahan, pemerintah kabupaten melalui tim ahli cagar budaya bisa segera menetapkan Situs Goa Mananga Marapu menjadi cagar budaya di tingkat kabupaten agar bisa segera kita proteksi,” katanya. 

(Sumber: Antara)

x|close