PWI Soroti Peran Strategis Pers di Tengah Bencana Alam Sumatera

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 23 Des 2025, 15:15
thumbnail-author
Adiansyah
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Akhmad Munir Akhmad Munir (Ntvnews.id/Adiansyah)

Ntvnews.id, Jakarta - Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Akhmad Munir, menegaskan pentingnya peran pers yang bertanggung jawab di tengah bencana alam yang melanda wilayah Sumatera.

Menurutnya, jurnalisme bencana tidak sekadar berpacu dengan kecepatan, tetapi harus berpihak pada nilai-nilai kemanusiaan, solidaritas sosial, dan ketenangan publik.

Akhmad Munir menyampaikan bahwa musibah bencana merupakan momentum refleksi bagi insan pers untuk bekerja demi kepentingan yang lebih besar. Pers dituntut menghadirkan informasi yang akurat, terverifikasi, menenangkan, serta membangun harapan di tengah situasi krisis yang sarat ketidakpastian.

"Kehadiran pers di tengah bencana bukan semata-mata menghadirkan berita dengan soal kecepatan. Pers menyampai peran penting dalam membantu masyarakat yang tetap, agar tetap berpikir jadi di tengah situasi krisis," ucapnya dalam acara Kaleidoskop Media Massa 2025 di kantor Dewan Pers, Jakarta Pusat, Selasa, 23 Desember 2025.

Di tengah derasnya disinformasi dan hoaks, media arus utama harus kembali menegaskan posisinya sebagai sumber informasi tepercaya. Informasi yang berimbang dan faktual menjadi kebutuhan mendasar masyarakat saat berada dalam kondisi darurat.

Akhmad Munir menekankan bahwa pemberitaan bencana sejatinya adalah pemberitaan kemanusiaan. Bencana tidak boleh direduksi menjadi sekadar angka korban, kerusakan infrastruktur, atau visual dramatis semata. Di balik setiap peristiwa, ada manusia yang berduka, kehilangan, mengalami trauma, namun juga menyimpan harapan.

Kaleidoskop Media Massa 2025 <b>(Ntvnews.id/Adiansyah)</b> Kaleidoskop Media Massa 2025 (Ntvnews.id/Adiansyah)

Baca Juga: PKP–PWI Kerja Sama Siapkan 5.000 Unit Rumah Bersubsidi bagi Wartawan

Karena itu, etika jurnalistik harus menjadi fondasi utama dalam setiap peliputan bencana. Etika bukan untuk membatasi kebebasan pers, melainkan untuk menjaga martabat profesi jurnalistik dan melindungi korban dari eksploitasi informasi.

"Kepercayaan publik terhadap media dibangun bukan hanya oleh kecepatan, tetapi dibangun oleh integritas, kepekaan, dan keberdihatan pada nilai-nilai kemanusiaan," tegasnya.

Pers Indonesia diharapkan mampu menyajikan pemberitaan yang empatik, proporsional, dan berorientasi pada keselamatan, sekaligus memperkuat kepercayaan publik terhadap upaya penanganan bencana yang dilakukan pemerintah dan berbagai pihak terkait.

Selain itu, pers juga memiliki peran strategis dalam menjaga narasi optimisme dan keberlanjutan pembangunan nasional. Melalui peliputan yang kontekstual dan bertanggung jawab, pers dapat menunjukkan ketangguhan bangsa, kesiapan Indonesia menghadapi perubahan iklim, serta menjaga kepercayaan di sektor investasi dan pariwisata.

Ke depan, tantangan pers akan semakin kompleks seiring perubahan iklim, percepatan teknologi digital, dan arus informasi yang kian cepat. Jurnalisme dituntut adaptif, namun tetap berakar kuat pada profesionalisme dan kode etik.

Persatuan Wartawan Indonesia menegaskan komitmennya untuk memperkuat kapasitas insan pers, menjaga standar etika, dan mendorong jurnalisme bencana yang edukatif, yang mampu meningkatkan kesadaran mitigasi, kesiapsiagaan, dan ketangguhan masyarakat.

"Pers Indonesia harus menjadi pilar demokrasi, sekaligus pilar kemanusiaan. Hadir saat bencana datang, setia mengawal saat pemulihan berlangsung," tutupnya.

x|close