Ntvnews.id, Jakarta - Tentara Nasional Indonesia (TNI) membantah informasi dalam video yang beredar di media sosial mengenai dugaan kotak logistik bantuan untuk korban bencana yang diterjunkan menggunakan metode helibox dalam kondisi kosong.
Komandan Batalyon Perbekalan Angkutan 5 ARY Letkol CBA Supriyanto menegaskan bahwa seluruh proses penerjunan bantuan logistik melalui helibox telah dilakukan sesuai dengan prosedur operasional yang berlaku.
"Setiap helibox yang diterjunkan telah melalui inspeksi setelah diisi, diperiksa oleh anggota, dan disaksikan perwira. Sehingga tidak mungkin helibox kosong ikut diterjunkan," kata dia dalam keterangannya, Selasa, 23 Desember 2025.
Supriyanto menjelaskan bahwa tinggi helibox mencapai sekitar 73 sentimeter, sementara muatan logistik di dalamnya hanya mengisi bagian bawah dengan tinggi sekitar 30 sentimeter.
Baca Juga: Komentar Pilot TNI Usai Dihujat Gegara Lempar Bantuan ke Korban Bencana dari Helikopter
Kondisi tersebut menimbulkan rongga kosong di bagian atas helibox sekitar 35–37 sentimeter, sehingga secara visual terlihat seolah-olah tidak berisi. Padahal, kata dia, logistik telah terikat dan terpasang dengan aman di bagian dalam helibox.
"Batas maksimal berat helibox adalah 5 kilogram. Jika diisi penuh, beratnya bisa mencapai 9 kilogram dan berisiko rusak saat airdrop. Karena itu, muatan tidak diisi sampai penuh ke atas. Inilah yang sering menimbulkan salah sangka," jelas dia.
Ia berharap klarifikasi tersebut dapat meluruskan informasi yang keliru di tengah masyarakat serta memberikan pemahaman bahwa setiap bantuan yang disalurkan melalui jalur udara telah melalui proses yang tertib, cermat, dan berlapis.
“Mudah-mudahan ini memberi pemahaman kepada kita semua, sehingga tidak terjadi salah tafsir atau sangkaan yang menyimpang dari kenyataan,” katanya.
Baca Juga: Heboh Kabar Kirim Bantuan Kosong, TNI Jelaskan Konsep Airdrop dengan Helibox
(Sumber: Antara)
Komandan Batalyon Perbekalan Angkutan 5 ARY, Letkol CBA Supriyanto ANTARA/HO-Pusat Penerangan TNI (Antara)