Ntvnews.id, Batam, Kepulauan Riau - Tim Ekspedisi Patriot Kementerian Transmigrasi (Kementrans) memberikan pelatihan agrikultur kepada para transmigran lokal di kawasan Rempang Eco City, Batam, Kepulauan Riau. Pelatihan tersebut bertujuan mendorong pemanfaatan lahan pekarangan rumah sebagai media bercocok tanam yang produktif.
Menteri Transmigrasi (Mentrans) M. Iftitah Sulaiman Suryanagara mengatakan pelatihan ini memberikan pembekalan praktis kepada warga dalam mengelola pekarangan dengan menanam berbagai jenis tanaman buah dan sayuran yang disesuaikan dengan karakteristik tanah di wilayah Rempang.
"Ada empat tanaman yang kami berikan, nanti (para transmigran) dapat pupuknya juga. Ada nangka, lengkeng, mangga, dan satu lagi jambu air," kata Iftitah saat ditemui di Batam, Kepulauan Riau, Jumat, 19 Desember 2025.
Ia menjelaskan, para transmigran juga dibekali pengetahuan mengenai teknik penanaman sayuran seperti cabai dan kangkung agar lahan yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara optimal dan memiliki nilai ekonomi.
Pelatihan tersebut disusun berdasarkan hasil riset Tim Ekspedisi Patriot dari IPB University.
Baca Juga: Mentrans Siapkan Kawasan 3 Projek Transmigran Tahun Depan
Melalui pelatihan yang berlangsung selama sepuluh hari, peserta tidak hanya mempelajari teknik bercocok tanam, tetapi juga pengelolaan pupuk serta strategi menjaga kualitas dan kesuburan tanah.
Selain sektor pertanian, Kementrans juga menyiapkan pelatihan lanjutan bagi kelompok nelayan, termasuk pengenalan teknik penangkapan ikan modern dan sistem bioflok untuk meningkatkan hasil tangkapan.
Menurut Iftitah, pendekatan yang dilakukan Kementrans tidak hanya berfokus pada peningkatan ekonomi, tetapi juga transformasi sumber daya manusia.
"Kementerian Transmigrasi itu sekarang objeknya yang akan ditransformasikan adalah pertama lahan, yang kedua adalah (sumber daya) manusianya, bagaimana supaya lebih produktif,” ujarnya.
Sementara itu, anggota Tim Ekspedisi Patriot Kementrans dari Jurusan Peternakan Universitas Padjadjaran (Unpad), Putri (23), menyampaikan bahwa timnya tengah menyusun model desain komoditas unggulan di sektor pertanian dan peternakan.
Baca Juga: Menteri Transmigrasi Tinjau Persiapan Calon Transmigran di Barelang Batam
Tim Ekspedisi Patriot juga aktif berdialog dengan masyarakat, pemerintah daerah, serta otoritas setempat untuk mengidentifikasi berbagai kendala di lapangan dan merumuskan solusi yang tepat.
Salah satu tantangan yang dihadapi, menurut Putri, adalah status lahan yang sepenuhnya masih milik pemerintah sehingga aktivitas pertanian masyarakat belum memiliki kepastian legalitas.
"Semoga semua masalah yang ada di sini terselesaikan lebih cepat, dan percepatan ekonominya semoga mulai bertumbuh, karena kami lihat banyak sekali permasalahan baik itu sosial, politik, budaya, dan ekonomi yang ada," tuturnya.
Senada dengan itu, anggota Tim Ekspedisi Patriot lainnya dari Jurusan Keperawatan Unpad, Anna (20), mengatakan pihaknya juga melakukan survei terhadap kondisi lahan dan aktivitas peternakan yang selama ini telah berjalan di Pulau Batam.
Hasil survei tersebut digunakan untuk mendukung perencanaan program pertanian dan peternakan bagi para transmigran lokal.
"Terkait tantangan, berhubungan dengan aktivitas (pertanian), itu lebih ke lahannya. Tanahnya tuh (jenis) tanah bauksit gitu. Jadi harus ada penggemburan dan ada pengelolaan terlebih lebih dahulu (sebelum ditanami)," jelasnya.
(Sumber: Antara)
Menteri Transmigrasi (Mentrans) M Iftitah Sulaiman Suryanagara menjawab pertanyaan awak media di Rempang Eco City, Batam, Kepulauan Riau, Jumat, 7 November 2025. ANTARA/Uyu Septiyati Liman. (Antara)