Ntvnews.id, Jakarta - Pemerintah kembali menggerakkan ekspor udang nasional ke pasar Amerika Serikat setelah terpenuhinya persyaratan sertifikasi bebas Cesium-137. Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono bersama Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan secara simbolis melepas pengiriman 182 ton udang dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu.
Momentum ini menandai pulihnya arus ekspor udang Indonesia menyusul penunjukan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebagai lembaga resmi penerbit sertifikat bebas Cesium-137 oleh otoritas Amerika Serikat, US Food and Drug Administration (FDA). Dengan penetapan tersebut, seluruh proses pengujian dan sertifikasi kini dapat dilakukan di dalam negeri.
Menteri Trenggono menyatakan, keberlanjutan ekspor udang ke AS memiliki dampak besar terhadap industri perikanan nasional, terutama bagi jutaan pekerja di sektor hulu hingga hilir.
“Pasar Amerika Serikat sangat strategis bagi udang Indonesia. Kelancaran ekspor ini berarti menjaga keberlangsungan usaha tambak dan industri pengolahan,” ujarnya.
Ia menambahkan, respons cepat lintas kementerian menjadi faktor penentu dalam mengatasi kendala yang sempat muncul akibat isu kontaminasi radiasi. Menurutnya, stabilitas ekspor udang berkontribusi langsung terhadap perekonomian nasional.
Trenggono mengungkapkan, sektor udang menyumbang devisa antara 1,6 hingga 2 miliar dolar AS per tahun dan menopang kehidupan lebih dari 15 juta orang, mulai dari pembudidaya, tenaga pengolahan, hingga pelaku logistik dan ekspor.
“Total luas tambak udang mencapai hampir 248 ribu hektare. Dari sanalah jutaan masyarakat menggantungkan mata pencahariannya,” kata dia.
Data KKP mencatat, sejak penerapan kewajiban sertifikasi bebas Cesium-137 pada 31 Oktober 2025 hingga akhir Desember 2025, volume ekspor udang ke AS diperkirakan menembus 605 kontainer atau sekitar 10 ribu ton, dengan nilai mencapai Rp1,8 triliun.
Dalam rentang waktu 31 Oktober hingga 2 Desember 2025, sebanyak 303 kontainer atau setara 5.218 ton udang telah dikirim melalui Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, dengan nilai transaksi sekitar Rp949 miliar.
Pada pelepasan simbolis kali ini, pemerintah memberangkatkan 10 kontainer berisi 182 ton udang. Rinciannya, empat kontainer seberat 79 ton senilai Rp13,94 miliar dikirim dari Jakarta, serta enam kontainer seberat 103 ton dengan nilai Rp12,69 miliar diberangkatkan dari Surabaya.
Sementara itu, Menko Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengapresiasi langkah cepat pemerintah dalam menyelesaikan hambatan ekspor yang sempat mengganggu kepercayaan pasar.
“Ini menunjukkan Indonesia mampu menjaga kualitas dan memenuhi standar internasional. Pesannya jelas, produk perikanan kita layak bersaing di pasar global,” tegasnya.
Zulkifli Hasan juga menekankan pentingnya penguatan diplomasi perdagangan dan komunikasi yang konsisten dengan mitra internasional guna memastikan akses pasar tetap terbuka dan stabil.
Di sisi lain, Kepala Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan KKP, Ishartini, memastikan sistem sertifikasi nasional telah berjalan optimal sejak KKP ditetapkan sebagai certifying entity oleh FDA.
“Kami memastikan seluruh produk udang yang diekspor telah melalui pengujian, aman, dan terverifikasi sesuai ketentuan,” ujarnya.
Ia menambahkan, hingga akhir tahun 2025 KKP telah menyiapkan tambahan ekspor sebanyak 292 kontainer atau sekitar 5.000 ton udang dengan nilai mendekati Rp900 miliar. Dengan demikian, total pengiriman sejak akhir Oktober hingga Desember diproyeksikan mencapai 605 kontainer senilai Rp1,8 triliun.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menjawab pertanyaan awak media seusai rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI di Jakarta, Rabu, 5 November 2025. ANTARA/Harianto (Antara)