Ntvnews.id, Jakarta - Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) menyampaikan rasa duka mendalam serta solidaritas bagi warga yang terdampak banjir di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Dalam pernyataan resmi yang diterima di Jakarta pada Jumat, PGI menuliskan,
“Kiranya Allah Trinitas sumber penghiburan menopang setiap orang yang kehilangan, berduka dan terluka.”
Pernyataan tersebut dimuat dalam Surat Pastoral Nomor 842/PGI-XVIII/2025 yang ditandatangani Ketua Umum PGI Jacklevyn F. Manuputty dan Sekretaris Umum Darwin Darmawan.
PGI mengajak seluruh gereja di Indonesia untuk hadir memberikan dukungan bagi para penyintas bencana. Seruan itu mencakup ajakan untuk mendoakan keluarga korban, para relawan, tenaga kesehatan, serta semua pihak yang terlibat dalam upaya tanggap darurat dan pemulihan pascabencana.
Selain dukungan spiritual, PGI juga menyerukan gerakan diakonia melalui penggalangan bantuan kemanusiaan, layanan kesehatan, penyediaan logistik, hingga pendampingan psikososial bagi kelompok rentan seperti lansia, anak-anak, perempuan, dan penyandang disabilitas. Gereja-gereja juga diminta mengoptimalkan aset mereka sebagai tempat pengungsian, posko bantuan, atau lokasi pemulihan apabila diperlukan.
Baca Juga: Terisolir, Bupati: 10 Kecamatan di Aceh Barat Terendam Banjir
Dalam surat itu, PGI menyatakan keprihatinan terhadap kerusakan lingkungan yang memperburuk dampak bencana, termasuk aktivitas seperti pembalakan liar, alih fungsi hutan lindung, dan praktik pertambangan yang tak terkendali.
“Banyak bencana adalah ‘jeritan bumi’ yang rusak oleh ulah manusia yang perlu didengarkan. Karena itu PGI mengecam tindakan-tindakan perusakan lingkungan hidup,” demikian bunyi surat tersebut.
Warga berada di depan rumah yang rusak akibat banjir bandang di Kecamatan Silbolga, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, Jumat (28/11/2025). BPBD Tapanuli Selatan mencatat hingga Jumat (28/11/2025) sebayak 32 orang meninggal dunia di wilayahny (Antara)
PGI menyerukan pemerintah agar menegakkan hukum secara tegas, melakukan audit lingkungan, serta memulihkan kawasan hulu yang berperan penting sebagai penyangga kehidupan. Gereja-gereja pun diajak untuk menghayati tanggung jawab iman dalam menjaga kelestarian bumi.
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengumumkan bahwa mereka telah membuka layanan call center untuk warga terdampak banjir dan longsor di berbagai wilayah Sumatera, guna mempercepat pengumpulan laporan dan pemenuhan kebutuhan darurat.
Layanan tersebut dapat diakses melalui nomor 0811-6164-5500, baik melalui pesan teks maupun WhatsApp (WA). Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan bahwa fasilitas itu disiapkan khusus untuk membantu percepatan penanganan di daerah-daerah yang masih mengalami keterbatasan akses komunikasi.
"Kami memastikan penanganan darurat berjalan optimal,” ujarnya.
(Sumber : Antara)
Warga berada di depan rumah yang rusak akibat banjir bandang di Kecamatan Silbolga, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, Jumat (28/11/2025). BPBD Tapanuli Selatan mencatat hingga Jumat (28/11/2025) sebayak 32 orang meninggal dunia di wilayahnya akibat banjir bandang pada Selasa 25 November 2025. ANTARA FOTO/Yudi Manar/foc. (Antara)