DKPP: Bersinergi dengan Media Massa Perangi Disinformasi Etik Pemilu

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 20 Nov 2025, 23:30
thumbnail-author
April
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Heddy Lugito Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Heddy Lugito Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) (NTVNews)

Ntvnews.id, Jakarta - Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) menggandeng media massa untuk bersinergi Penegakan Etika Penyelenggara Pemilu. 

Agenda besar diselenggarakan oleh DKPP di Anyer, Serang, Banten dengan tujuan bisa berkolaborasi strategis antara penjaga etik pemilu dan pilar keempat demokrasi yakni media massa.

Acara uang dihadiri oleh para petinggi DKPP dan 37 media massa acara ini bermaksud untuk membentuk komitmen baru dan memperkokoh integritas pemilu, memerangi disinformasi, serta memperluas edukasi publik, terutama menjelang tahun politik yang menghangat.

Sekretaris DKPP Syarmadani <b>(NTVNews)</b> Sekretaris DKPP Syarmadani (NTVNews)

"Media memiliki tiga peran fundamental yaitu pengawas kekuasaan, penyampai informasi publik, pemberdaya masyarakat melalui pemberitaan objektif,” ungkap Sekretaris DKPP Syarmadani, 20 November 2025.

Bahkan ia pun menyinggung tantangan raksasa era informasi, terutama post-truth, disinformasi, polarisasi ekstrem, hingga gelombang besar fake news.

"Media memiliki tiga peran fundamental yaitu pengawas kekuasaan, penyampai informasi publik, pemberdaya masyarakat melalui pemberitaan objektif,” sambungnya.

Menurutnya peran media dalam pemilu ini tidak hanya sekedar menyampaikan berita melainkan jadi sasaran manipulasi, framing, dan perang informasi. Adapun beberapa langkah yang harus ditempuh yang harus diperkuat bersama demi menciptakan penyelenggara pemilu yang cerdas dan berintegritas.

Pertama, verifikasi informasi ketat di mana setiap pemberitaan harus melewati proses pengecekan berlapis demi mencegah kesalahan fatal yang bisa merusak kepercayaan publik terhadap pemilu.

Kedua, literasi media nasional di mana wartawan diminta menjadi ujung tombak pemberdayaan literasi publik agar masyarakat tidak mudah terperangkap hoaks.

Ketiga, transparansi pemberitaan di mana media massa didorong membuka proses kerja pemberitaan sebagai bagian dari revolusi transparansi menuju pemilu yang bersih.

“Dalam konteks pemilu, peran media tidak hanya vital, tetapi menentukan arah sejarah. Tanpa media yang independen dan berintegritas, maka demokrasi akan goyah," Syarmadani memungkasi.

x|close