Ntvnews.id, Tokyo - Toko dorayaki berusia hampir satu abad kini dibuat resah oleh ulah sejumlah wisatawan mancanegara. Mereka memesan dorayaki, namun tidak kembali untuk mengambil pesanan tersebut.
Dilansir dari SoraNews, Kamis, 20 November 2025, toko yang dimaksud adalah Kobikicho Yoshiya di kawasan Ginza, Tokyo, yang telah beroperasi selama 103 tahun.
Dalam unggahan terbaru di platform X, pihak toko mengeluhkan maraknya pesanan dari turis asing yang tidak diambil. Sebagian besar wisatawan yang melakukan reservasi ternyata tidak datang untuk mengambil kue yang telah mereka pesan.
Seperti banyak toko kue keluarga kecil di Jepang, Yoshiya memproduksi dorayaki dalam jumlah terbatas. Stok yang dibuat pada pagi hari biasanya sudah habis sebelum tengah hari. Jika barang habis, pelanggan yang datang langsung masih bisa memesan untuk pengambilan sore. Pemesanan juga dapat dilakukan melalui telepon atau aplikasi Line.
Baca Juga: Wamen Todotua Sasar Pengguna Mobil Jepang Untuk Program E10
Namun akhir-akhir ini, pihak toko menyebut bahwa banyak turis asing yang memesan tetapi tidak mengambil pesanan tersebut. Kejadian itu berlangsung hampir setiap hari, dan pelakunya bukan hanya satu atau dua orang, melainkan bisa terjadi pada tiga wisatawan sekaligus.
Tindakan demikian menimbulkan masalah besar karena resep dorayaki tradisional Yoshiya membuat kue tersebut tidak tahan lama dan harus segera dimakan.
Ilustrasi Tangan Menyentuh Handphone (Pixabay)
Yoshiya menolak untuk menjual kembali dorayaki yang sudah dibiarkan sepanjang hari menunggu pelanggan. Alhasil, kue yang tidak diambil akan dibuang saat toko tutup, membuat bahan dan tenaga kerja terbuang percuma. Situasi semakin merugikan karena sistem pembayaran baru dilakukan saat pengambilan, sehingga pesanan fiktif berarti tidak ada pemasukan sama sekali.
Pemilik Yoshiya menegaskan bahwa mereka tidak berniat menolak reservasi dari pelanggan asing. Mereka masih mencoba berpikir positif, kemungkinan wisatawan tidak memahami sistem pemesanan yang berlaku.
Baca Juga: China Larang Warganya Ke Jepang Buntut Omongan PM Sanae
Setelah unggahan toko tersebut menjadi viral, banyak warganet menyarankan agar Yoshiya menerapkan sistem pembayaran di muka. Namun pihak toko belum siap melakukan hal itu karena mempertimbangkan biaya pembuatan sistem baru.
Untuk sementara waktu, mereka berharap unggahan itu menjadi perhatian bagi wisatawan asing agar tidak lagi melakukan tindakan serupa.
Bendera Jepang (Antara)