Ntvnews.id, Jakarta — Menteri Luar Negeri RI Sugiono membantah kabar yang menyebut Presiden Prabowo Subianto marah akibat pemberitaan media Israel mengenai rencana kunjungan Kepala Negara ke negara tersebut.
Sebelumnya, beberapa media Israel melaporkan bahwa Presiden Prabowo berencana melakukan kunjungan ke Israel. Tidak lama setelah itu, muncul pula berita yang menyebut Presiden membatalkan rencana tersebut karena merasa marah atas pemberitaan tersebut.
“Tidak ada marah-marah karena kemarin kita semua fokus di acara penandatanganan itu yang prosesnya juga sebenarnya cukup lama, dari jam 2 acaranya itu baru terlaksana sekitar jam 6 sore atau jam 7,” ujar Menlu Sugiono kepada wartawan setibanya di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa, 14 Oktober 2025 usai mendampingi Presiden dalam kunjungan ke Mesir.
Ia menjelaskan bahwa perhatian Presiden Prabowo sepenuhnya tertuju pada penandatanganan dokumen perjanjian damai (peace deal) untuk Gaza, Palestina, yang melibatkan para pemimpin dunia dalam KTT Sharm el-Sheikh untuk Perdamaian di Gaza di Sharm El-Sheikh International Convention Centre, Mesir, Senin, 13 Oktober 2025, waktu setempat.
Menlu menegaskan bahwa sejak keberangkatan dari Jakarta pada Minggu, 12 Oktober 2025 malam menuju Bandara Internasional Sharm el-Sheikh, tidak pernah ada rencana kunjungan Presiden ke Israel.
Saat dimintai tanggapan mengenai tudingan adanya propaganda dari media Israel, Sugiono menjawab dengan nada tenang. “Saya tidak tahu propaganda atau tidak, tapi ya dari rencana awal kita pulang hari ini,” katanya.
Sebelumnya, Sugiono juga telah menegaskan bahwa kabar yang disiarkan sejumlah media Israel tidak sesuai dengan agenda resmi Presiden.
“(Kabar Presiden berencana berkunjung ke Israel, red.) tidak benar. Sesuai rencana awal, Presiden akan kembali ke Tanah Air setelah acara di Mesir selesai,” ujar Menlu Sugiono, sebagaimana dikutip oleh Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Senin, 13 Oktober 2025.
Beberapa media Israel pada Senin melaporkan bahwa Presiden Prabowo mungkin akan mengunjungi Israel pada Selasa. Namun, laporan tersebut hanya mengutip pernyataan seorang narasumber yang disebut “mengetahui informasi terkait” tanpa mencantumkan identitas maupun jabatan dari sumber yang dimaksud.
(Sumber: Antara)