Ntvnews.id, Jakarta - Polisi kini tengah menelusuri jejak digital pelaku teror bom yang mengincar sekolah internasional di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Dalam upaya melacak permintaan tebusan yang dikirim menggunakan mata uang kripto, aparat kepolisian berkoordinasi dengan asosiasi aset kripto nasional dan melakukan pemeriksaan terhadap puluhan platform perdagangan kripto di Indonesia.
"Di mana telah dilakukan pengecekan terhadap seluruh crypto exchange terdaftar di Indonesia, dengan total 30 exchange yang terdaftar di Indonesia," ujar Kapolsek Kelapa Gading Kompol Seto Handoko kepada awak media, Rabu, 8 Agustus 2025.
Pelaku teror diketahui meminta tebusan sebesar USD 30 ribu yang harus dibayarkan menggunakan kripto. Namun setelah dilakukan penelusuran, polisi memastikan alamat dompet digital (wallet address) yang diberikan pelaku tidak valid dan tidak terdaftar di platform pertukaran kripto mana pun di dalam negeri.
"Hasil koordinasi dan pengecekan kepada Pak Mohammad Naufal Alvira selaku Vice Chairman of Crypto Asset, wallet address yang dimaksud tidak ditemukan atau wallet address tersebut tidak valid. Sehingga hasil tidak ditemukan atau tidak ada pada crypto exchange lokal (yang ada di Indonesia)," jelas Seto.
Baca Juga: Polisi Pastikan Tak Ada Bom di Sekolah Internasional Tangsel
Baca Juga: Peneror Bom Sekolah Internasional di Tangerang Minta Tebusan Rp497 Juta
Teror tersebut pertama kali diterima pihak sekolah pada dini hari. Menanggapi laporan itu, tim penjinak bom (Jibom) langsung dikerahkan untuk melakukan penyisiran di North Jakarta Intercultural School (NJIS), yang berlokasi di Jalan Bukit Gading Raya, Kelapa Gading Barat.
"Pada sekitar pukul 00.15 WIB, dilakukan pengecekan sementara di bagian lantai dasar dan bagian luar sekitar sekolah NJIS dipimpin Kanit Reskrim Polsek Kelapa Gading AKP Kiki Tanlim didampingi pihak keamanan sekolah NJIS," kata Seto.
Pemeriksaan juga melibatkan Unit Jibom Gegana Polda Metro Jaya. Setelah sekitar 15 menit penyisiran, tidak ditemukan benda mencurigakan di seluruh area sekolah.
"Pada pukul 00.30 WIB, kegiatan cek TKP teror bom selesai, dengan hasil tidak ditemukan adanya benda-benda yang dicurigai. Situasi aman dan kondusif," tuturnya.
Dengan hasil tersebut, polisi memastikan ancaman bom itu bersifat hoaks. Meski demikian, penyelidikan tetap berlanjut untuk melacak pelaku, terutama melalui jejak digital di dompet kripto dan jaringan internasional yang mungkin digunakan untuk mengaburkan identitasnya.