BGN Hentikan Sementara Program MBG di Bandung Barat Usai Ratusan Siswa Keracunan

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 23 Sep 2025, 13:08
thumbnail-author
Irene Anggita
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana (kiri) berbincang dengan siswa korban keracunan usai menyantap menu makan bergizi gratis (MBG) di Posko Penanganan di Kantor Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa (23/9/2025). Berdasarkan data dari posko penanganan hingga Selasa (23/9) pukul 07.00 WIB sebanyak 352 siswa dan orang tua mengalami keracunan yang diduga akibat menyantap hidangan makan bergizi gratis pada (22/9). Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana (kiri) berbincang dengan siswa korban keracunan usai menyantap menu makan bergizi gratis (MBG) di Posko Penanganan di Kantor Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa (23/9/2025). Berdasarkan data dari posko penanganan hingga Selasa (23/9) pukul 07.00 WIB sebanyak 352 siswa dan orang tua mengalami keracunan yang diduga akibat menyantap hidangan makan bergizi gratis pada (22/9). (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Badan Gizi Nasional (BGN) mengambil langkah penghentian sementara Program Makan Bergizi Gratis (MBG) setelah terjadi dugaan keracunan massal yang menimpa 301 siswa di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, pada Senin, 22 September 2025.

Kepala BGN, Dadan Hindayana, menyebut keputusan ini diambil agar ada ruang untuk evaluasi menyeluruh sehingga kasus serupa tidak kembali terjadi.

Baca Juga: BGN Bentuk Tim Investigasi untuk Percepat Penanganan Kasus Keracunan MBG

“Saya sudah meninjau SPPG-nya. Kondisinya sebenarnya bagus, hanya mungkin ada keteledoran. Itu yang harus jadi perbaikan menyeluruh. Saya sudah minta untuk setop sementara,” ujar Dadan di Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa.

Dadan menjelaskan bahwa Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Cipongkor tergolong baru. Seharusnya, operasional dapur ini dijalankan secara bertahap, dimulai dari melayani beberapa sekolah saja sebelum meluas ke skala besar.

Baca Juga: Kepala BGN Tanggapi Pernyataan Menkeu Soal Penyerapan Anggaran MBG

“Seharusnya dimulai dari dua hingga tiga sekolah dulu sampai terbiasa. Tapi SPPG kali ini langsung dalam jumlah besar, itu yang menyebabkan kesalahan teknis,” katanya.

Ia juga menyampaikan apresiasi terhadap tenaga medis, relawan, aparat, serta pemerintah daerah yang cepat merespons dan menangani para siswa terdampak. Meski begitu, Dadan menilai masih ada hal yang perlu diperkuat, mulai dari ketersediaan obat-obatan hingga fasilitas dasar untuk penanganan darurat.

Mengenai standar operasional, ia menegaskan bahwa seluruh dapur BGN wajib memenuhi aspek kebersihan, kelengkapan peralatan, serta kesiapan personel.

Selain itu, pihaknya juga memberi instruksi khusus terkait durasi dan kualitas pemrosesan makanan.

"Kadang mereka harus bangun malam dan menyiapkan dalam waktu singkat. Sekarang kami instruksikan agar makanan diproses tidak lebih dari 4–5 jam. Selain itu bahan baku juga harus berasal dari supplier berkualitas," kata Kepala BGN Dadan Hindayana.

Sumber: ANTARA

x|close